Hassan Nasrallah, Pemimpin kelompok Hizbullah Libanon
INDOZONE.ID - Hizbullah Lebanon menolak tawaran Amerika untuk menghentikan serangan ke Israel. Mereka menilai gagasan ini tidak realistis.
Namun kelompok tersebut menyatakan tetap membuka peluang diplomasi dengan Amerika untuk menghindari konflik yang lebih parah.
"Hizbullah siap mendengarkan," kata salah satu pejabat senior Lebanon, yang berhubungan dekat dengan kelompok Hizbullah.
Menurut laporan Reuters, perwakilan Amerika Serikat, Amos Hochstein memimpin diplomasi untuk memulihkan keamanan di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel. Beberapa wilayah di Israel diketahui sedang kacau akibat perluasan konflik yang terjadi di Gaza.
Hochsteinn telah melakukan upaya diplomasi dengan pihak Lebanon, terkait konflik di perbatasan Israel dan Lebanon. Tapi pihak Hizbullah menilai solusi yang ditawarkan oleh Amerika tidak begitu masuk akal.
Baca Juga: Kesal dengan Serangan dari Hizbullah, PM Israel Netanyahu Ancam Jadikan Lebanon seperti Gaza
Salah satu solusi yang diajukan pada pekan lalu yakni konflik di perbatasan akan dikurangi bersamaan dengan penurunan agresi militer Israel di Gaza. Selain itu, solusi lainnya meminta Hizbullah mengirim tentaranya setidaknya berada di 7 km dari perbatasan.
Israel juga meyakinkan pihaknya serangan yang dilayangkan lebih dari 7 KM tidak akan sampai di wilayah Israel utara.
Hizbullah Lebanon lantas menolak resolusi di atas. Namun mereka berjanji jika konflik di Gaza berakhir mereka membuka peluang negosiasi kesepakatan untuk wilayah sengketa di perbatasan Israel dan Lebanon.
"Setelah perang di Gaza, kami siap mendukung negosiator Lebanon untuk mengubah ancaman menjadi peluang," kata salah satu senior Hizbullah.
Di samping itu, kelompok Hizbullah hanya akan terus menyerang Israel sampai konflik Gaza mereda, sebagai dukungan terhadap Hamas di Palestina.
Baca Juga: Rencana Israel Perang dengan Hizbullah Bikin AS Ketar-ketir, Khawatir Tel Aviv Bakal Kalah
Israel juga mengaku ingin menghindari perang, namun kedua belah pihak sama-sama menyatakan siap berperang jika perlu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters