INDOZONE.ID - Hamas menunjukkan mayat dua sandera Israel pada Senin (15/1/2024) setelah memperingatkan Israel bahwa mereka mungkin terbunuh jika mereka tidak menghentikan pemboman terhadap Gaza.
Jenazah Yossi Sharabi, 53 tahun, dan Itai Svirsky, 38 tahun, muncul dalam video yang dirilis oleh kelompok Hamas pada hari Minggu(14/1/2024).
Dalam video tersebut terlihat juga Noa Argamani, 26 tahun, warga Israel yang juga disandera tampak sedang membaca sebuah naskah di depan tembok putih kosong. Ia mengatakan keduanya terbunuh oleh serangan Israel.
“Saya berada di sebuah gedung. Gedung tersebut dibom oleh serangan udara IDF. Tiga roket ditembakkan. Dua roket meledak sedangkan satu roket lainnya tidak meledak. Kami berada di dalam gedung tersebut bersama tentara Al Qassam dan tiga sandera yaitu saya sendiri, Noa Argamani, Itai Svirsky, dan Yossef Sharabi," kata Argamani dalam video yang dirilis oleh Hamas.
Baca Juga: Viral Aksi Bullying Siswa SMA Wanita di Ciputat, Polisi Sampai Turun Tangan
“Setelah gedung tempat kami berada diserang, kami semua terkubur di bawah reruntuhan. Tentara Al Qassam menyelamatkan nyawa saya dan nyawa Itai. Tapi sayangnya nyawa Yossi tidak dapat diselamatkan. Setelah beberapa hari... sekitar dua malam kemudian, Itai dan saya dipindahkan ke tempat lain. "
"Saat kami dipindahkan, IDF kembali menyerang dan Itai terkena serangan udara. Dia tidak selamat dalam serangan itu. Hentikan kegilaan ini dan bawa kami pulang ke keluarga kami. Selagi kami masih hidup, bawa kami pulang," sambungnya.
Tentara Israel mengira kalender bertuliskan Arab adalah daftar prajurit Hamas.
Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Itai Svirsky tidak terbunuh oleh tembakan Israel. Ia mengatakan ada kekhawatiran serius mengenai nasib para sandera yang diduga tewas dalam video tersebut.
Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Itai tidak ditembak oleh pasukan Israel.
"Hamas berbohong! Kami tidak menargetkan bangunan tempat mereka ditahan," katanya, yang tidak menyebutkan detail apa pun tentang orang kedua sesuai permintaan keluarga.
“Jika kami tahu kemungkinan ada sandera di dalam suatu bangunan, maka kami tidak akan menyerang,” sambungnya lagi seraya menambahkan bahwa daerah di dekatnya telah menjadi sasaran.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters.com