Serangan yang tiada henti dari Israel membuat Gaza hancur porak-poranda.
INDOZONE.ID - Serangan yang tiada henti dari Israel membuat Gaza hancur porak-poranda. Keadaan yang sangat tragis tersebut tidak akan bisa kita ketahui tanpa adanya pers yang memberi informasi kepada seluruh dunia.
Dengan mengorbankan nyawanya, pers di Gaza tidak kenal takut untuk selalu memberikan info terbaru terhadap apa yang sedang terjadi.
Mengetahui nyawanya akan selalu dalam bahaya, pers Gaza tidak kenal takut dan selalu bekerja siang malam agar dunia tau apa yang sedang terjadi di Gaza. Para pers di Gaza tidak memiliki perlindungan sama sekali bahkan tidak ada perlindungan internasional.
Seorang Koresponden TV Palestina, Mohammad Abu Hattab sempat melaporkan siaran langsung pada Kamis (2/11/2023) di luar Rumah Sakit Nasser di Gaza, 30 menit kemudian ia terbunuh di rumahnya bersama dengan 11 anggota keluarganya akibat serangan udara dari Israel.
Baca Juga: Mencekam! KKB Tembaki Pos TNI, Bakar Rumah Warga dan Sekolah di Papua
Wartawan TV Palestina, Salman Al Bashir mempertontonkan siaran langsung dari kediaman Hattab. Keadaan yang sangat emosional tersebut sampai membuat pembawa berita menangis.
“Tidak ada perlindungan, tidak ada perlindungan internasional sama sekali. Tidak ada kekebalan terhadap apapun, alat perlindungan ini tidak melindungi kami dan tidak juga helm-helm ini. Yang kami pakai hanya ini hanya slogan-slogan, sama sekali tidak melindungi jurnalis,” ujar Al Bashir sambil melepas helm dan rompi yang bertulisan ‘PRESS’ tersebut.
Serangan yang tiada henti dari Israel membuat Gaza hancur porak-poranda.
Dilansir dari Anadolu Agency Jumat (10/11/2023), kantor berita Palestina WAFA melaporkan, Jet Tempur Zionis Israel menembakkan beberapa rudal ke kediaman di kawasan Al-Zawaida, Jalur Gaza, Kamis (26/10/2023) yang menyebabkan terbunuhnya jurnalis Voice of Al-Aqsa Radio, yaitu Duaa Sharaf dan anaknya.
Sehari sebelumnya Rabu (25/10/2023), Israel juga memberikan serangan udara yang membunuh anggota keluarga Kepala Biro Bahasa Arab Aljazeera, yaitu Wael Dahdouh. Serangan tersebut membuat istri, anak, dan cucu Wael Dahdouh terbunuh.
Baca Juga: Israel Larang Masuk ke Jalur Gaza, Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia Masih Tertahan di Mesir
“Zionis Israel berupaya membungkam pemberitaan pembantaian di Jalur Gaza,” ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Total jurnalis atau pers yang terbunuh akibat serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 10 November 2023 adalah sebanyak 49 orang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators