INDOZONE.ID - Militer Israel mengumumkan bahwa pasukannya telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza pada Minggu malam, ketika seluruh wilayah tersebut kembali mengalami pemadaman akses komunikasi total untuk yang ketiga kalinya setelah perang memanas lagi pada 7 Oktober 2023.
Setelah berhasil mengepung Gaza, media Israel menyebutkan bahwa pasukan Tel Aviv akan memasuki Kota Gaza setidaknya dalam waktu 48 jam.
“Saat ini, kami sedang melakukan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur teroris baik di bawah maupun di atas tanah,” kata Kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.
Dengan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony J. Blinken mengirimkan pesan kepada Iran dan proksinya bahwa AS akan selalu membela mitranya – Israel – dan personel tantara Amerika Serikat yang tengah membantu perang.
“Sangat penting untuk mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada siapa pun yang mungkin berusaha mengambil keuntungan dari konflik di Gaza untuk mengancam personel kami di sini atau di mana pun di kawasan ini: Jangan lakukan itu,” kata Blinken dalam pidatonya di Bandara Bagdad, tepat sebelum dia berangkat untuk pertemuan dengan para pemimpin Turki di Ankara, mengutip The New York Times.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Irak, Blinken juga menyatakan dukungannya kepada perdana menteri negara tersebut Mohammed Shia al-Sudani. Kunjungan ini juga sekaligus bertujuan untuk membendung dampak perang Israel melawan Hamas.
Dengan salah satu prioritas utama pemerintahan Joe Biden adalah mencegah Iran dan proksinya, khususnya Hizbullah - kelompok bersenjata yang menguasai wilayah Lebanon di sepanjang perbatasan utara Israel – untuk terlibat di dalam konflik ini.
“Serangan dan ancaman yang datang dari milisi yang bersekutu dengan Iran sama sekali tidak dapat diterima,” ujar Blinken.
Meskipun Amerika Serikat telah mengerahkan dua kelompok tempur kapal induk ke wilayah Iran, Blinken menekankan bahwa Amerika Serikat tidak bermaksud melakukan perlawanan di sana.
“Kami tidak bermaksud untuk berkonflik dengan Iran. Kami telah memperjelasnya. Namun kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi personel kami, baik militer maupun sipil,” lanjutnya.
Terlepas dari itu, padamnya akses komunikasi di Gaza telah dilaporkan oleh kelompok advokasi akses internet netBlocks.org dan dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel. Pemutusan komunikasi ini semakin mempersulit penyampaian kabar terbaru terkait serangan militer Israel.
"Kami kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA," ungkap Juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina Juliette Touma.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.