Beberapa jemaah datang dari luar daerah, mengingat lokasi Ponpes Mahfilud Dluror berada di perbatasan Jember-Bondowoso.
“Saya dan keluarga ikut Salat Id di sini, karena mengikuti hitungan Pak Kiai. Saya dulu juga mondok di sini,” ujar Subhan, warga Kecamatan Maesan, Bondowoso.
Ia menambahkan bahwa perbedaan waktu Lebaran bukanlah masalah besar.
“Saya yakin dengan perhitungan Pak Kiai. Yang penting puasanya tetap 29 atau 30 hari, bukan 28 hari. Dalam Islam, perbedaan itu wajar. Yang salah itu kalau nggak puasa,” ujarnya dengan santai.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan