Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa investigasi sedang berlangsung. "Tidak bijaksana membuat spekulasi sebelum ada kesimpulan resmi dari penyelidikan," katanya.
Video dari lokasi jatuhnya pesawat yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters menunjukkan kerusakan pada bagian ekor pesawat yang diduga akibat pecahan peluru.
Perusahaan keamanan penerbangan Osprey Flight Solutions dalam laporannya pada Rabu menyebutkan bahwa kerusakan pada puing dan situasi di wilayah udara barat daya Rusia menunjukkan kemungkinan pesawat terkena tembakan sistem anti-udara.
Seorang mantan ahli dari Badan Investigasi Kecelakaan Udara Prancis (BEA) juga menyebut kerusakan tersebut mirip dengan insiden Malaysia Airlines MH17, yang ditembak dengan rudal darat ke udara oleh pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur pada 2014.
Dalam beberapa bulan terakhir, drone militer Ukraina secara berulang menargetkan wilayah selatan Rusia, memicu reaksi pertahanan udara Rusia. Pada Rabu (25/12), Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh 59 drone Ukraina di berbagai wilayah.
Beberapa drone tersebut dilaporkan ditembak di wilayah udara yang ditutup, termasuk di atas Laut Azov. Akibat aktivitas ini, operasi penerbangan di Bandara Kazan Rusia sempat dihentikan sementara.
Data pelacakan penerbangan yang tersedia secara publik juga menunjukkan bahwa pesawat Azerbaijan mengalami gangguan GPS selama melintasi wilayah barat daya Rusia.
Juru bicara NATO, Farah Dakhlallah. (al-monitor.com)
Di Brussels, NATO menyerukan investigasi penuh terkait penyebab jatuhnya pesawat tersebut. "Doa kami bersama keluarga dan korban penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243," kata juru bicara NATO, Farah Dakhlallah, melalui platform X.
"Kami berharap para korban luka segera pulih dan menyerukan investigasi menyeluruh."
Ketua Senat Kazakhstan sebelumnya menyatakan bahwa penyebab insiden ini masih belum diketahui.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com