Berita Duka! Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun, Ini Profilnya

  Ekonom Faisal Basri. (Youtube/Jaya Suprana).

INDOZONE.ID - Faisal Basri meninggal dunia pada usia 65 tahun akibat serangan jantung.

Ia menghembuskan napas terakhirnya pagi ini, pukul 03.50 WIB, di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

Jenazah akan dibawa ke rumah duka di Komplek Gudang Peluru, Jakarta Selatan.

Pemakaman direncanakan akan dilakukan sekitar Ba'da Ashar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Ngabalin Sebut Faisal Basri Ekonom Otak Sungsang, Mujahid 212 Beri Balasan Menohok!

Profil Faisal Basri 

Berdasarkan informasi laman resmi LPEM FEB UI Faisal H. Basri adalah seorang ekonom dan politisi.

Dia adalah salah satu keponakan dari mantan Wakil Presiden Adam Malik.

Faisal Basri menyelesaikan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts dalam bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, AS (1988).

Dia memulai karirnya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang).

Baca Juga: Kritik Wacana Work From Bali, Faisal Basri: Kasian Orang Bali, Virusnya Dibawa Manusia

Dia juga menjadi dosen di Program Magister Akuntansi (MAKSI), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (PNPM), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Dia menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Indonesia (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Dia adalah salah satu pendiri Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) (1995-2000).

Baca Juga: Aneh! Buntut Lawan Pelemahan KPK, Ali Ngabalin Tuding Faisal Basri Terpapar Radikalisme

Di pemerintahan, Faisal Basri juga merupakan anggota tim “Pembangunan Ekonomi Dunia” di bawah Asisten Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kedua (1985-1987) dan anggota Tim Bantuan Presiden untuk Urusan Ekonomi (2000).

Penulis: Amanda Latfah