"Kemudian juga eranya Setya Novanto, yang dapat merebut posisi Golkar sebagai ketua umum tahun 2014 yang mana mengalahkan prabowo dan Surya Paloh karena kemampuannya memanage akses sumber daya untuk kepentingan parpol, namun pada akhirnya terpeleset dalam kasus Papa minta pulsa," katanya.
Dari penjelasan tersebut, menurut Norma merupakan mekanisme yang normal bagi Golkar meski jarang terjadi.
"Siapapun yang bisa menawarkan sesuatu yang lebih baik, yang secara hukum clear dan clean, maka ia akan punya potensi untuk menjadi penguasa di kulkas. karena semua orang di Golkar sepakat bahwa mereka butuh kekuasaan," imbuhnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung