Salamat Sianipar. (Instagram/@explore_siantar)
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang menyayangkan beredarnya video viral yang memperlihatkan seorang warga pasien isolasi mandiri (Isoman) Covid-19, diduga dianiaya sejumlah warga dengan menggunakan kayu di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen.
Ia mengaku menegur keras Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Covid-19 yakni Bupati Kabupaten Toba Poltak Sitorus, sebagai pihak yang harus dipersalahkan dan bertanggungjawab.
"Ini kesalahan Kasatgasnya. Kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi apabila Kasatgas Covid-19 Kabupaten Toba dan perangkatnya menjalankan perintah Presiden dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri), tentang penanganan Covid-19 dan penerapan cara penanganan masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19," kata Junimart kepada wartawan, Minggu (25/7/2021).
Ia menegasakan tidak ada alasan bagi Satgas Covid-19 daerah untuk menelantarkan pasien Covid-19. Sekalipun pasien yang ditetapkan menjalani isolasi mandiri harus tetap mendapatkan pemantauan.
"Apa yang terjadi di Toba ini, berdasarkan informasi yang beredar jelas kesannya pasien tersebut telah diterlantarkan. Karena tidak ada pemantauan dan pendampingan yang diberikan kepadanya. Mengapa hal itu sampai terjadi? Karena toh anggarannya ada untuk itu diberikan pemerintah," tegas dia.
Terkait viralnya video penganiayaan, Politisi PDIP ini meminta aparat kepolisian segera turun guna menyikapi peristiwa tersebut. Diharapkan agar peristiwa dugaan penganiayaan itu, tidak menjadi preseden buruk.
"Aparat penegak hukum harus segera turun menyikapi aksi kelompok ini, terlepas dari benar tidaknya perilaku SS. Supaya tidak menjadi preseden buruk, dan ini jelas-jelas perbuatan kejahatan yang tidak bisa ditolerir," ungkapnya.
BACA JUGA: Begini Kondisi Pria Positif COVID-19 di Sumut yang Viral, Diisolasi di Rumah Sakit
Diketahui sebelumnya belum lama ini sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria yang merupakan pasien Covid-19 diikat dan dipukuli warga menggunakan kayu saat hendak isolasi mandiri di Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara (Sumut).
Namun hal tersebut dibantah oleh beberapa pihak yang mengatakan bahwa Salamat Sianipar tidak disiplin setelah dinyatakan terinfeksi Covid-19.
Berdasarkan unggahan di akun Instagram @explore_siantar, setelah dinyatakan positif Covid-19 Salamat menjadi stres dan depresi. Ia bahkan pergi ke warung-warung yang ada di daerahnya dan berusaha untuk memeluk orang lain.
Setelah berkali-kali dibujuk untuk masuk ke rumahnya dan menjalani isolasi mandiri, Salamat selalu menolak dan terus berlarian mendekati orang lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: