Salah satu sungai di Kota Yogyakarta yang tercemar sampah. (Olivia Rianjani)
INDOZONE.ID - Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko, menyebutkan, volume sampah terbanyak di Kota Yogyakarta ditemukan di Sungai Code.
Dari empat sungai utama yang menjadi perhatian DLH, yakni Sungai Code, Winongo, Gajahwong, dan Manunggal. Code menjadi penyumbang sampah terbesar setiap bulannya.
“Sampah paling banyak itu memang di Sungai Code dibanding dengan empat sungai yang lain,” kata Very saat ditemui di kawasan Sungai Buntung, Bumijo, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Senin (16/6/2025).
Menurut data yang didapat, dalam sebulan, volume sampah di Sungai Code mencapai rata-rata sekitar enam ton. Namun demikian, angka tersebut merupakan berat sampah dalam kondisi basah.
Jika dikeringkan, beratnya bisa berkurang hingga setengahnya.
"Itu sekitar rata-ratanya bulan kemarin ya, itu sekitar 6 ton satu bulan. Tapi kan itu sampah basah. Kalau sampah kering ya mungkin setengahnya,” jelasnya.
Baca juga: KLH Ultimatum Pemkot Yogya Selesaikan Sampah di Depo Sampai Akhir Tahun, Ini yang dilakukan DLH
Very menambahkan, tim satgas kebersihan DLH secara rutin membersihkan titik-titik sepanjang sungai setiap hari. Saat ini, pihaknya juga telah memasang jaring penahan sampah di beberapa titik strategis. Khususnya di Sungai Winongo dan Code, untuk mencegah sampah terbawa arus lebih jauh ke hilir.
“Kita pasang di dua sungai, empat titik. Di Winongo itu hulu, karena salah satu pemasok sampahnya itu dari Kali Buntung,” ungkap Very.
Namun, ia mengakui, kondisi cuaca ekstrem belakangan ini membuat beberapa jaring tidak dapat bertahan. Salah satu jaring yang terpasang hanyut terbawa arus saat hujan deras melanda, meski kemudian ditemukan kembali hingga wilayah Bantul.
“Dengan adanya curah hujan yang tinggi kemarin, hanyut. Untungnya ketemu sampai di Bantul,” ujar Very.
Baca juga: Momen DPRD DIY Bersama DLHK DIY Tanam Pohon Beringin di Halaman DPRD DIY
Selain itu, saat ini DLH masih melakukan pemetaan untuk mengetahui sumber utama sampah di masing-masing sungai. Selain untuk penanganan teknis, langkah ini juga bertujuan untuk edukasi warga mengenai asal muasal sampah di sungai.
“Ini tuh jadi tidak hanya kita melakukan penangkapan sampah, tapi juga mengedukasi warga. Kalau ini, 'lho, sampahnya, dari sebelah mana, jumlahnya berapa',” imbuhnya.
Lanjut Very menyebutkan, DLH memiliki data rinci terkait jenis dan volume sampah di 24 titik sepanjang aliran sungai di Kota Yogyakarta. Namun, untuk data per titik, Fery menyarankan untuk mengakses langsung ke kantor DLH.
“Kalau detailnya kita ada data di kantor. Dari ujung sampai ke selatan, ada 24 titik. Di titik mana yang paling banyak sampahnya, kita punya,” pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung