Sarpan (57), tukang bangunan yang merupakan saksi pembunuhan Dodi Somanto (41) mengaku telah menjadi korban penyiksaan saat berada di sel tahanan Polsek Percut Sei Tuan, Polrestabes Medan.
Warga Jalan Sidomulyo, Pasar IX, Dusun XIII, Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ini menderita luka di sekujur tubuh dan wajahnya.
Parahnya, Sarpan yang mengalami luka-luka akibat penganiayaan disebut-sebut dilakukan oknum polisi di Polsek Percut Sei Tuan. Dia dipaksa untuk mengakui bila dirinya adalah pelaku pembunuhan terhadap Dodi Somanto. Padahal, korban justru merupakan saksi dari pembunuhan tersebut.
Pada pemaparan Polrestabes Medan, Kamis (9/7) kemarin terungkap bahwa Sarpan sempat menjadi korban dalam kasus pembunuhan itu.
Polisi mengungkap mengungkap motif dan kronologi pembunuhan kuli bangunan bernama Dodi Somanto (40), warga Jalan Sidomulyo, Gang Seriti, Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang ditemukan tewas pada Kamis, (2/7/2020).
Pelaku pembunuhan bernama Anzar (27). Dia membunuh korban dengan menggunakan Dodi hingga tewas karena sakit hati kerap diejek oleh korban.
"Motifnya berdasarkan keterangan tersangka karena sakit hati sering diledek korban," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko di Mapolrestabes Medan, Kamis (9/7/2020).
Riko mengatakan, pembunuhan terjadi saat korban Dodi Somanto tengah mengaduk semen untuk merenovasi kamar Nurdiana Dalimunthe yang merupakan ibu pelaku.
Sekitar pukul 13.30 WIB, pelaku kemudian mengambil cangkul dari lokasi adukan semen dan mengayunkannya ke belakang kepala Dodi Somanto sebanyak dua kali.
"Akibat ayunan tersebut, korban Dodi berteriak minta tolong," kata Riko.
Saat itu, saksi Sarpan berada di dalam kamar. Kemudian di keluar setelah mendengar suara meminta tolong. Ketika dia keluar dia melihat Dodi sudah bersimbah darah. Sementara, tersangka Anzar terlihat memegang cangkul.
Sarpan yang baru saja tiba melihat tersangka masih sempat mengayunkan cangkul ke arah Sarpan. Saat dihadang yang mengakibatkan nyawanya terancam, Sarpan menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Saat di dalam kamar itu, Sarpan berteriak memanggil ibu Nurdiana Dalimunthe yang saat itu sedang berada di belakang rumah sedang membersihkan parit.
Ibu Nurdiana kemudian masuk ke halaman rumah dan mendapati anaknya memegang cangkul.
"Sedangkan korban saat itu sudah tergeletak dengan kondisi bersimbah darah," ucapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: