Donald Trump kerap memberikan pernyataan kontroversial soal Iran (REUTERS/Jonathan Ernst).
Ketegangan di Timur Tengah kian menjadi-menjadi usai serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Irak. Sejumlah tokoh dunia pun beraksi atas peristiwa itu, tidak terkecuali Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kendati markas militer AS diserang, Donald Trump bereaksi dengan tenang. Sosok berambut putih itu kalem karena tidak ada nyawa warga negeri Paman Sam atau Irak yang melayang ketika insiden rudal Iran.
Donald Trump pun tanpa ragu membenarkan memberi komando ke militer AS untuk membunuh Qasem Soleimani. Dia menilai Jenderal Iran itu wajib dieliminasi karena berperan dalam aksi terorisme.
"Sebagai pemimpin Quds, Soleimani secara personal bertanggung jawab dengan sejumlah kejahatan terburuk seperti melatih pasukan teroris, termasuk Hizbullah," ujar Donald Trump, di Gedung Putih, Rabu (8/1/2020) waktu setempat.
Donald Trump pun bakal memberikan sanksi ekonomi ke Iran, sebagai bentuk hukuman atas aksi teror di Timur Tengah. Presiden AS itu juga tidak luput mengecam perkembangan nuklir Iran.
Meski memberikan kalimat 'berapi-api' yang sarat kontroversi, Donald Trump justru menyerukan ajakan damai ke Iran pada akhir pidatonya. AS siap menyambut Iran jika bersedia legawa atas kematian Soleimani.
"Untuk rakyat dan pemimpin Iran, kami ingin kalian punya masa depan yang luar biasa. Kalian pantas dapatkan. Sejahtera di dalam negeri dan harmonis dengan negara-negara di dunia. AS siap merangkul perdamaian bersama mereka yang menginginkannya," tutup Donald Trump.
Itu merupakan salah satu dari deretan pernyataan kontroversi yang dilontarkan Donald Trump untuk Iran. Indozone pun setidaknya mencoba menghimpun kalimat-kalimat Sang Presiden yang sarat menuai polemik.
Berikut ini empat reaksi lain Donald Trump yang kontroversial soal Iran.
Donald Trump menilai Soleimani tengah merencanakan serangan jahat ke diplomat dan militer AS. Itulah asalan Trump membunuh Soleimani. Dia ingin menghentikan perang, bukan bermaksud memulainya.
"Soleimani merencanakan serangan segera dan jahat terhadap para diplomat dan personel militer Amerika. Akan tetapi, kita menangkapnya saat beraksi dan mengakhirinya," Donald Trump.
Kematian Soleimani pun membuat Donald Trump pun 'bahagia' karena bisa mencegah aksi terorisme di dunia.
"Kita merasa nyaman bahwa kekuasaan terornya telah berakhir," ujar Donald Trump.
Donald Trump mengancam siap menyerang 52 situs budaya Iran jika menyerang balik aset-aset dan warga Amerika Serikat di Timur Tengah.
"Biarkan (kematian Soleimani) dijadikan peringatan jika Iran berani menyerang warga atau aset Amerika. Kami akan menargetkan 52 situs Iran," kata Donald Trump melalui Twitter-nya, Minggu (5/1/2020).
Menurut Donald Trump, 52 situs yang menjadi target AS terdiri dari situs paling penting di Iran. Adapun Donald Trump menuturkan angka 52 mewakil jumlah warga negeri Paman Sam yang pernah disandera Iran pada 1979.
"Iran akan diserang sangat sangat cepat dan berat. Amerika Serikat tidak ingin ada ancaman lagi!" tegas Donald Trump.
Reaksi keras Donald Trump pun mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari pihak Pentagon.
Akhirnya Donald Trump pun membatalkan rencana mengebom pusat budaya Iran, demi mematuhi hukum internasional.
Irak pun ikut terkena getah konflik Amerika Serikat dengan Iran. Donald Trump memberikan ancaman serius kepada Negeri 1001 Malam tersebut.
Donald Trump memberikan ancaman karena tidak suka dengan reaksi Parlemen Irak. Sebelumnya, Parlemen Irak tidak ingin negaranya menjadi lokasi perang antara AS dan Iran.
Parlemen Irak pun mengambil tindakan dengan mengusir pasukan AS dan militer negara lain keluar dari Irak.
"Jika mereka meminta kami pergi, melakukannya dengan tidak ramah, kami akan menjatuhkan mereka sanksi yang lebih berat dari sebelumnya. Itu (sanksi ke Irak) akan membuat sanksi untuk Iran terlihat lebih ringan," ujar Donald Trump, Senin (6/1/2020).
Donald Trump dengan lantang menyerukan tidak membutuhkan suplai minyak dari Timur Tengah. Dalam pidatonya, dia mengklaim AS adalah negara yang mandiri.
"Kami independen dan tidak membutuhkan minyak dari Timur Tengah," ujar Trump dikutip dari CNN, Kamis (9/1/2020).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: