Pengusaha perempuan saat pameran produk. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc).
Perkembangan e-commerce di tanah air, telah membuka peluang bagi perempuan untuk bekerja dengan waktu yang lebih fleksibel. Apalagi pekerjaan berdagang ini, dapat dilakukan dari rumah atau secara remote.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan keterampilan perempuan melalui pelatihan vokasi dalam menyongsong era industri 4.0 dan ekonomi digital.
"Diperlukan juga pemberian kemudahan akses kepada pembiayaan untuk semakin memajukan usaha para perempuan," katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada tahun 2018, ekonomi kreatif Indonesia tumbuh sebesar 5,16 persen dengan nilai ekspor mencapai US$20,60 miliar.
Selain itu, jumlah pekerja dalam bidang ekonomi kreatif mengalami pertumbuhan. Pada 2017, tercatat sebanyak 16,91 juta jiwa bekerja di sektor tersebut, dan ini meningkat 4,13 persen dari 2016.
Data BPS tersebut juga menunjukkan bahwa komposisi terbanyak tenaga kerja ekonomi kreatif adalah perempuan, yang terpusat di 3 (tiga) sub sektor yaitu: fesyen, kuliner, dan kriya.
Walaupun demikian, data BPS pada 2018 menunjukkan memang masih ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam ketenagakerjaan Indonesia.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki pada Agustus 2018 tercatat sebesar 82,69 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 51,88 persen. Artinya sejumlah 25 juta perempuan Indonesia belum memasuki dunia kerja.
Namun, kata Darmin secara konsisten perempuan menunjukkan peningkatan kapasitasnya. Hal tersebut tercermin dari peningkatan persentase jumlah perempuan sebagai tenaga profesional yaitu pada 2018 berjumlah 47 persen atau setara dengan 12,6 juta perempuan yang menjadi tenaga profesional.
Selain itu, di samping sebagai tenaga profesional, perempuan juga aktif sebagai pelaku UMKM. Berdasarkan data BPS, porsi UMKM yang dikelola perempuan sebanyak 64,5 persen dari total UMKM Indonesia di 2018 atau mencapai 37 juta UMKM.
"Indikator tersebut mampu mencerminkan adanya peningkatan kapasitas pada perempuan, baik itu bekerja di kantoran maupun mendirikan usaha sendiri," katanya.
Peningkatan kapasitas perempuan, lanjut Darmin, terbukti dapat mendorong peningkatan persentase kontribusi perempuan pada perekonomian, yang tercermin dari peningkatan persentase sumbangan pendapatan perempuan yang pada 2018 telah mencapai 36,7 persen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: