INDOZONE.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin, mengungkapkan pujian terhadap keberanian Donald Trump dalam menghadapi serangan saat kampanye serta menyatakan kesiapan Moskow untuk membuka dialog dengan presiden terpilih AS dari Partai Republik tersebut.
Hal ini diungkapkan Putin sehari setelah pengumuman kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024.
Simak fakta-faktanya berikut.
Putin Berikan Selamat dan Pujian untuk Trump
Pada acara diskusi yang berlangsung di forum Valdai Discussion Club di Sochi, Rusia, Putin menyampaikan ucapan selamat kepada Trump atas kemenangan dalam Pilpres 2024, dan memuji keberanian Trump saat menghadapi serangan bersenjata saat kampanye di Pennsylvania.
"Menurut saya, dia bersikap sangat benar, penuh keberanian, layaknya seorang pria sejati. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya," kata Putin, seperti dikutip Jumat (8/11/2024).
Baca Juga: Putin Tegaskan Rusia Dukung Kamala Harris di Pilpres AS 2024, Donald Trump Pasti Kalah?
Apresiasi Putin terhadap Pernyataan Trump tentang Hubungan dengan Rusia dan Konflik Ukraina
Putin juga menyoroti janji-janji kampanye Trump, termasuk niat untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia serta mengakhiri konflik di Ukraina.
"Apa yang dia katakan tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia dan mengakhiri krisis Ukraina, menurut saya patut diperhatikan," ungkap Putin.
Dalam kampanyenya, Trump berjanji bahwa jika terpilih, ia dapat mewujudkan perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam, meskipun belum memberikan detail bagaimana ia akan melakukannya.
Sinyal Kehati-hatian Putin dalam Menanggapi Kemenangan Trump
Meski memberikan apresiasi, Putin menyampaikan sikap berhati-hati terhadap perkembangan yang akan datang.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang. Saya benar-benar tidak punya petunjuk," ujarnya.
Putin menambahkan bahwa ia siap untuk melanjutkan komunikasi jika pemerintahan Trump menginginkan diskusi, dan menegaskan keterbukaannya untuk berdialog dengan Amerika.
Menanggapi Tuduhan Keterkaitan Trump dan Rusia
Baik Rusia maupun Trump, telah menolak anggapan bahwa Trump memiliki hubungan istimewa dengan Rusia. Pejabat Rusia menyebut bahwa pada periode pertama kepemimpinannya, Trump justru bersikap keras terhadap Rusia.
Penyelidikan Khusus AS oleh Robert Mueller pada tahun 2019 juga tidak menemukan bukti adanya kolusi antara kampanye Trump dan Rusia pada pemilihan 2016.
Moskow juga berulang kali membantah tuduhan AS bahwa Rusia telah mencampuri pemilu 2024 dan menebar disinformasi untuk menciptakan kekacauan di dalam negeri AS.
Konflik Ukraina dan Pandangan Putin tentang Tindakan Barat
Perang di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun kini memasuki fase yang lebih berbahaya, dengan kemajuan pasukan Rusia dalam beberapa waktu terakhir.
Putin menguraikan syarat perdamaian pada bulan Juni lalu, yang mencakup tuntutan agar Ukraina menghentikan ambisinya bergabung dengan NATO dan menarik seluruh pasukan dari wilayah yang diklaim Rusia.
Putin mengkritik pemimpin Barat yang dianggapnya telah membawa dunia ke "ambang bahaya" dengan mencoba menekan Rusia di Ukraina.
"Tekanan pada kami sia-sia. Namun, kami selalu siap bernegosiasi dengan mempertimbangkan kepentingan sah kedua pihak," tegas Putin.
Ia menegaskan bahwa Barat tidak pernah menerima Rusia sebagai mitra setara sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca Juga: Putin Pastikan Dukungan Rusia untuk Kemerdekaan Palestina Setelah Bertemu Mahmoud Abbas
Siap Membangun Kembali Hubungan Rusia dengan AS, Bersama Dukungan dari China
Putin menyatakan bahwa Rusia terbuka untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi keputusan ada di tangan Washington.
Ia juga menegaskan bahwa China adalah sekutu penting bagi Rusia, mencerminkan aliansi yang semakin kuat antara kedua negara.
Dalam menanggapi pernyataan Kamala Harris yang menyebut Putin akan "mengalahkan Trump dengan mudah," juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dengan santai menanggapi, "Putin tidak makan orang."
Pernyataan Putin yang penuh kehati-hatian ini memperlihatkan bahwa hubungan diplomatik antara Rusia dan Amerika Serikat akan berubah di bawah pemerintahan Trump, namun tetap tergantung pada respons dari pihak AS.
Sementara Rusia menunjukkan keterbukaannya, jalur dialog ini menunggu langkah dari Washington untuk menentukan arah hubungan kedua negara ini di masa yang akan datang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com