Putin menambahkan bahwa ia siap untuk melanjutkan komunikasi jika pemerintahan Trump menginginkan diskusi, dan menegaskan keterbukaannya untuk berdialog dengan Amerika.
Presiden AS Terpilih 2024, Donald Trump. (freepik.com)
Baik Rusia maupun Trump, telah menolak anggapan bahwa Trump memiliki hubungan istimewa dengan Rusia. Pejabat Rusia menyebut bahwa pada periode pertama kepemimpinannya, Trump justru bersikap keras terhadap Rusia.
Penyelidikan Khusus AS oleh Robert Mueller pada tahun 2019 juga tidak menemukan bukti adanya kolusi antara kampanye Trump dan Rusia pada pemilihan 2016.
Moskow juga berulang kali membantah tuduhan AS bahwa Rusia telah mencampuri pemilu 2024 dan menebar disinformasi untuk menciptakan kekacauan di dalam negeri AS.
Perang di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun kini memasuki fase yang lebih berbahaya, dengan kemajuan pasukan Rusia dalam beberapa waktu terakhir.
Putin menguraikan syarat perdamaian pada bulan Juni lalu, yang mencakup tuntutan agar Ukraina menghentikan ambisinya bergabung dengan NATO dan menarik seluruh pasukan dari wilayah yang diklaim Rusia.
Putin mengkritik pemimpin Barat yang dianggapnya telah membawa dunia ke "ambang bahaya" dengan mencoba menekan Rusia di Ukraina.
"Tekanan pada kami sia-sia. Namun, kami selalu siap bernegosiasi dengan mempertimbangkan kepentingan sah kedua pihak," tegas Putin.
Ia menegaskan bahwa Barat tidak pernah menerima Rusia sebagai mitra setara sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca Juga: Putin Pastikan Dukungan Rusia untuk Kemerdekaan Palestina Setelah Bertemu Mahmoud Abbas
Presiden China Xi Jinping. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Putin menyatakan bahwa Rusia terbuka untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi keputusan ada di tangan Washington.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com