Minggu, 27 APRIL 2025 • 14:13 WIB

China Bantah Klaim Trump soal Negosiasi Tarif Dagang: Itu Seperti Menangkap Angin

Author

Donald Trump dan Xi Jinping.

INDOZONE.ID - China dengan tegas membantah klaim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait adanya kesepakatan negosiasi tarif dagang.

Pihaknya menyampaikan pada Kamis, 24 April 2025 bahwa AS seharusnya mencabut tarif sepihak terhadap produk China.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, menegaskan bahwa saat ini China tetap konsisten pada keputusan yang telah ada.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah terbuka untuk melakukan konsultasi dan dialog maupun negosiasi, namun dengan syarat harus dilakukan melalui cara yang saling menghormati dan dalam kondisi setara.

Baca Juga: Saling Balas Kenaikan Tarif Impor AS-China, RI akan Tetap Netral: Tak Ada Tindakan Balasan

"Klaim tentang kemajuan dalam negosiasi perdagangan China-AS secara sepihak ini sama sekali tidak berdasar, seperti mencoba menangkap angin," ungkap He Yadong melansir CBS News, pada Kamis (24/4/2025).

China juga menambahkan, setiap pembicaraan atau negosiasi nantinya harus mencakup terkait pencabutan semua tarif yang dikenakan terhadap barang-barangnya.

Menurutnya, peningkatan tarif dimulai secara sepihak oleh AS, sehingga jika AS berniat menyelesaikan masalah maka harus dilakukan dengan cara yang adil dan setara.

"Langkah peningkatan tarif secara sepihak ini diawali oleh Amerika Serikat. Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah, maka harus mendengarkan suara rasional dari komunitas internasional dan semua pihak di dalam negeri, sepenuhnya mencabut semua langkah tarif sepihak terhadap China, dan mencari cara untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang setara," ujar He.

Sebelumnya, pada Selasa, 22 April 2025, Trump telah mengklaim bahwa kedua belah negara tengah terlibat dalam negosiasi aktif mengenai tarif.

Trump mengatakan kepada wartawan setempat bahwa tarif akhir atas barang-barang asal China akan turun secara signifikan.

Ilustrasi perang tarif dagang antara Amerika dan China

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga mengatakan bahwa terdapat peluang untuk kesepakatan besar antara kedua negara, meski masih belum mendapati kepastian.

Perang dagang antara China dan AS dalam beberapa pekan terakhir memang kian memanas. Kedua negara tersebut saling menaikkan tarif impor secara bergantian.

Meski demikian, pemerintahan Trump terlihat mulai menunjukkan tanda-tanda keinginan untuk mencapai kesepakatan dagang.

Hingga saat ini, Trump telah memberlakukan tarif hingga 145% atas produk impor dari China, sementara China membalas dengan tarif 125% terhadap produk-produk AS.

Meski Trump memberi jeda 90 hari kepada beberapa negara lain terkait penerapan tarif untuk memberi waktu bernegosiasi, China menjadi pengecualian.

Sebaliknya, Beijing meningkatkan tarif balasan dan menerapkan langkah-langkah ekonomi lain, termasuk membatasi ekspor mineral tanah jarang dan mengajukan sejumlah gugatan terhadap AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Baca Juga: Perang Dagang Trump dengan China Picu Kekhawatiran Resesi dan Guncang Pasar Saham

Meski sejumlah langkah ekonomi telah dikenakan terhadap China, Trump turut menyampaikan bahwa dirinya akan bersikap sangat baik dan tidak akan bersikap keras terhadap Presiden China, Xi Jinping.

"Kami akan hidup bersama dengan sangat bahagia dan idealnya bekerja sama," kata Trump.

Penulis: Sekar Andini Wibisono Putri

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: CBS News