Ilustrasi perang dagang AS China.
INDOZONE.ID - Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan akan tetap netral di tengah aksi saling balas kenaikan tarif impor yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan China.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, Indonesia tidak akan melakukan tindakan balasan terkait kondisi saat ini.
Terlebih, kegiatan perdagangan Indonesia dengan negara-negara mitra juga masih berjalan lancar.
"Kita tetap melakukan kegaiatan perdagangan dengan mitra-mitra kita yang lain, sebagaimana biasa kita lakukan. Kita tidak mengambil tindakan balasan," kata Bris di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Baca Juga: Bukan 47 Persen, Tarif Ekspor Produk Tekstil Indonesia ke AS Cuma 30 Persen
Meski China mengecam sejumlah negara yang melakukan negosiasi tarif dengan AS, seperti yang dilakukan Indonesia, Bris mengatakan China tetap menghormati posisi Indonesia.
Dia menyebut, pemerintah China dan Indonesia mengetahui hak dan kewajiban masing-masing terkait perdagangan antarnegara.
"Kita saling menghormati," katanya.
"Kita akan tetap bergerak dengan mitra-mitra utama dengan sebaik mungkin. Kalau ada isu di lapangan, kita selesaikan di forum diplomasi dan negosiasi perdagangan," lanjut Bris.
Dengan hal ini, dia menyatakan Kementerian Perdagangan tetap optimistis Indonesia dapat mencapai target ekspor nasional 2025 sebesar 294,45 miliar dolar AS atau Rp4.981,26 triliun (kurs Rp16.917,17).
Baca Juga: Strategi Presiden Prabowo Hadapi Tarif Impor AS: TKDN Dipermudah hingga Kuota Impor Dihapus
Bris menyebut, pemerintah tidak berencana mengoreksi pertumbuhan ekspor Indonesia yang ditargetkan mencapai 7,1 persen pada 2025.
Dalam kondisi perang tarif saat ini, kata Bris, Indonesia memperluas kerja sama perdagangan internasional dengan negara-negara lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kemendag, Antara