Senin, 10 MARET 2025 • 08:54 WIB

Militer China Kasih Peringatan ke Taiwan: Bakal Bertindak jika Separatisme Meningkat

Author

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA People's Liberation Army).

INDOZONE.ID - China memberikan peringatan kepada Taiwan, yakni militer mereka siap bertindak jika separatisme terus meningkat.

Peringatan tak hanya diberikan China kepada Taiwan, tetapi juga berbagai pihak yang mendukung kemerdekaan pulau tersebut.

China memang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka. Oleh sebab itu, Negeri Tirai Bambu tidak segan menggunakan kekuatan militer untuk mengklaim Taiwan.

 

Baca Juga: Xi Jinping: China dan Rusia adalah 'Sahabat Sejati' yang Saling Mendukung

Ketegangan China dan Taiwan terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas militer di wilayah tersebut.

Juru bicara militer China, Wu Qian, bahkan menyebut cengkeraman negaranya akan mengetat seiring makin agresifnya seperatis Taiwan.

"Semakin merajalela kelompok separatis Taiwan, semakin erat jeratan di leher mereka dan semakin tajam pedang yang tergantung di atas kepala mereka," ujarnya dalam laporan yang disampaikan kantor berita Xinhua, Senin (10/3/2025).

Wu juga menekankan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA/Peoples's Liberation Army) akan bertindak kekuatan utama dalam menindak Taiwan.

Itu merupakan bentuk usaha dalam mendorong reunifikasi Taiwan dengan China, menurut Wu.

"Anda sudah berada di tepi jurang. Jika terus bersikeras memilih jalan yang salah, Anda hanya akan menemui jalan buntu," tegasnya.

Pernyataan keras dari militer China ini disampaikan dalam pertemuan tahunan "Dua Sesi" yang merupakan agenda politik penting di negara tersebut.

Dalam pertemuan itu, Beijing juga mengumumkan kenaikan anggaran pertahanan sebesar 7,2 persen untuk 2025. Angka ini melampaui target pertumbuhan ekonomi China yang ditetapkan sekitar lima persen.

Wu menjelaskan bahwa peningkatan anggaran ini masih dalam batas wajar yang akan digunakan untuk mengembangkan kekuatan tempur di berbagai bidang baru, meningkatkan kemampuan pengintaian, serangan bersama, serta dukungan di medan perang.

Bendera China berkibar di Beijing. REUTERS/Tingshu Wang

China dan Taiwan Makin Panas

Militer China dan Taiwan makin dipersiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan konflik. China telah lama meningkatkan anggaran militernya sejalan dengan pertumbuhan ekonominya.

Dengan anggaran pertahanan mencapai 1,78 triliun Yuan (setara Rp4 kuadriliun) pada tahun ini, China menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS). 

Meski demikian, ekspansi militer China menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara lain, terutama Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia-Pasifik.

China makin menunjukkan kekuatan militernya, termasuk di Laut China Selatan yang hampir seluruhnya diklaim sebagai wilayahnya.

Padahal, putusan arbitrase internasional telah menyatakan klaim China di Laut China Selatan tidak sah.

China berulang kali menegaska,  bahwa postur militernya bersifat defensif yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan nasionalnya.

Wu menyebut, China menghadapi tantangan keamanan yang kompleks di kawasan sekitarnya. Alhasil, China perlu mempertahankan integritas teritorialnya dari ancaman yang makin meningkat.

Konflik China-Taiwan Jadi Perhatian Utama dalam Kebijakan Pertahanan Beijing

Taiwan tetap menjadi titik panas yang berpotensi memicu konflik besar, terutama karena keterlibatan Amerika yang merupakan pendukung utama dan pemasok senjata terbesar bagi pulau tersebut.

Baca Juga: China Larang Kamera Tersembunyi di Hotel dan Asrama, Netizen Sambut Positif

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan pengembalian Taiwan ke pangkuan Negeri Tirai Bambu merupakan "harapan bersama seluruh rakyat China, tren zaman, dan tujuan yang benar".

"Menggunakan Taiwan untuk menahan laju China sama saja seperti mencoba menghentikan mobil dengan kaki serangga," ujar Wang.

Sekadar informasi, ketegangan makin meningkat setelah bulan lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam latihan militer China di selatan pulau itu.

Sementara itu, Beijing berkilah, bahwa itu merupakan bagian dari latihan rutin militer China. 

Seiring berjalannya waktu, konflik ini pun makin menyedot perhatian dunia. Sebab, ujung konflik ini mungkin mengarah ke pertikaian yang lebih besar.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com