INDOZONE.ID - Gambar dari satelit luar angkasa memperlihatkan bangunan berbentuk X raksasa di China, yang diduga fasilitas penelitian fusi nuklir.
Gambar tersebut menunjukkan sebuah bangunan berbentuk X, menjulang dari daerah batuan di barat daya China.
Para analis mengatakan bahwa ini merupakan fasilitas fusi nuklir berskala besar, yang mungkin menjadi tanda bawah China telah mengambil langkah untuk memanfaatkan sumber energi ini.
Hal ini juga bisa berarti bahwa mereka sedang mengembangkan teknologi nuklir.
Seorang analis dari organisasi riset berbasis di AS, CNA Corporation, Decker Eveleth, telah mengawasi fasilitas ini bertahun-tahun.
Di tahun 2020, pejabat AS merilis gambar yang diduga menunjukkan lokasi potensial terkait nuklir di China, termasuk di dekat Mianyang, Provinsi Sichuan.
"Saat itu, tempat ini pada dasarnya hanyalah sebidang tanah kosong," kata Eveleth.
Baca Juga: Iran Akan Diskusi Bahas Nuklir-Palestina dengan Prancis, Jerman dan Inggris
Namun setelah pembatasan covid dicabut, konstruksi yang disebut sebagai proyek fasilitas fusi nuklir oleh Eveleth semakin dipercepat.
Jika fasilitas ini memang benar berbasis laser, maka ia menawarkan cara unik untuk mempelajari material tersebut dalam kondisi ekstrem.
Brian Appelbe, peneliti dari Centre for Inertial Fusion Studies di Imperial College London, mengatakan bahwa teknologi ini memungkinkan para ilmuwan menciptakan tekanan yang biasanya ditemukan di pusat bintang atau di dalam senjata nuklir.
Eveleth juga mengatakan bahwa empat lengan raksasa yang terlihat dalam citra satelit adalah ruang yang mampu menembakkan laser ke menara pusat yang tinggi.
Menara ini berisi ruang target yang mengandung isotop hidrogen.
Energi laser kemudian menggabungkan hidrogen tersebut, untuk menciptakan ledakan energi dalam proses yang disebut ignition (penyalaan).
Fusi nuklir menawarkan energi yang besar dan bersih tanpa efek radioaktif jangka panjang. Negara-negara dan perusahaan di seluruh dunia tengah berlomba untuk menguasainya.
AS telah lama menjadi pemimpin dalam bidang teknologi penyalaan laser ini.
Para ilmuwan di National Ignition Facility (NIF) di California, untuk pertama kalinya di dunia, berhasil menciptakan reaksi fusi nuklir dengan keuntungan energi bersih.
Baca Juga: AS Khawatir Rusia Bantu Program Rudal dan Nuklir Korea usai Pertemuan Putin-Kim Jong Un
Ini merupakan langkah besar dalam pencarian replika (tiruan) reaksi yang menggerakkan matahari dan bintang lainnya. Namun, fasilitas di China ini menandai bahwa China mulai melampaui pesaingnya.
"Ini menunjukkan bahwa mereka sangat serius tentang fusi. Mereka bergerak dengan cepat, mengambil keputusan, dan menyelesaikan pekerjaan, " ucap Melanie Windridge, CEO Fusion Energy Insights, sebuah organisasi pemantau industri.
Eveleth memperkirakan pusat penelitian di Mianyang, China, akan lebih besar 50% daripada NIF di AS.
Setelah selesai, fasilitas di China ini kemungkinan menjadi fasilitas terbesar di dunia dalam kategori ini.
Appelbe mengatakan kepada bahwa ukuran laser besar ini memberikan keuntungan.
"Laser yang lebih besar memungkinkan tekanan yang lebih tinggi dan lebih banyak material yang bisa dikompresi, yang berpotensi meningkatkan energi yang dihasilkan dari eksperimen fusi nuklir," katanya.
Namun untuk mencapai eksperimen fusi yang sukses, tetap menjadi tantangan terutama dengan laser yang besar.
Sampai saat artikel ini dibuat, belum ada tanggapan terkait fasilitas penyalaan laser dari Kementerian Pertahanan Nasional dan Kementerian Sains dan Teknologi China.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: CNN