Iran Rubah Strategi: Nuklir Bukan Lagi Energi, Tapi Senjata
INDOZONE.ID - Iran, yang sebelumnya menggunakan program nuklirnya untuk keperluan energi, kini mengubah pandangan mereka.
Setelah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir terbesar di Isfahan pada 19 April 2024, Iran mulai mempertimbangkan untuk menggunakan nuklir sebagai senjata.
Serangan tersebut menjadi pukulan telak bagi Iran, yang harus mempertimbangkan ulang kebijakan nuklirnya.
Baca Juga: Iran Serang Israel, Konflik di Timur Tengah Semakin Panas
Sejak tahun 2019, Iran telah mendapat sorotan dari negara-negara Barat terkait program nuklirnya.
Kekhawatiran semakin memuncak ketika Israel menyerang fasilitas nuklir di Isfahan, menimbulkan pertanyaan tentang tujuan sebenarnya dari program nuklir Iran.
Dilansir dari Reuters, Komandan Senior Korps Garda Revolusi Iran, Ahmad Haghtalab, memberikan tanggapan atas serangan Israel tersebut.
Dia menyatakan bahwa ancaman dari Israel mendorong Iran untuk mengubah strategi mereka terkait nuklir. Iran tidak akan lagi menggunakan nuklir hanya untuk keperluan energi, melainkan sebagai senjata yang siap digunakan jika diperlukan.
Ahmad Haghtalab juga mengancam bahwa jika Israel terus menyerang fasilitas nuklir Iran, mereka akan dibalas dengan serangan rudal yang ditujukan kepada fasilitas nuklir Israel.
Ancaman ini menunjukkan bahwa Iran siap melakukan tindakan balasan yang lebih agresif jika serangan terhadap fasilitas nuklir mereka terus berlanjut.
Perubahan sikap Iran terhadap nuklir memiliki dampak global yang besar. Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat, meningkatkan potensi konflik di Timur Tengah.
Selain itu, keputusan Iran untuk menggunakan nuklir sebagai senjata juga mengubah dinamika keamanan global, dengan memperkenalkan ancaman baru di tingkat internasional.
Baca Juga: Netanyahu Telepon Biden Usai Israel Jadi Target Serangan, AS Tolak Terlibat Perang dengan Iran
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters