Senin, 29 JANUARI 2024 • 17:30 WIB

Badan PBB Menyelidiki Stafnya yang Dicurigai Terlibat Pada Serangan 7 Oktober di Israel

Author

juru bicara Stéphane Dujarric. (Jean-Guy Python/Pool via REUTERS)

INDOZONE.ID - Penyelidikan terhadap beberapa karyawan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang dicurigai terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel telah dibuka. PBB telah msmutuskan hubungan dengan para terduga.

Philippe Lazzarini selaku Komisaris Jenderal UNRWA mengatakan pada Jumat (26/1/2024) bahwa pihak berwenang Israel telah memberikan informasi mengenai beberapa karyawan UNRWA yang terlibat pada serangan 7 Oktober 2023.

Tidak diungkapkan berapa jumlah karyawan yang diduga terlibat dalam serangan tersebut, namun Lazzarini mengatakan bahwa setiap pegawai UNRWA yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban melalui tuntutan pidana.

Eylon Levy selaku juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa UNRWA mengumumkan berita tersebut untuk menarik perhatian dunia mengenai Pengadilan Dunia yang memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina dan berbuat lebih banyak untuk membantu warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi 'Walk Out' saat Dubes Israel Pidato di Debat Terbuka DK PBB

“Di hari lain, ini akan menjadi berita utama: Israel menyerahkan bukti keterlibatan pegawai PBB dengan Hamas,” tulis Levy di X.

“Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres) merasa ngeri dengan berita ini,” kata juru bicara Stéphane Dujarric.

Sekjen PBB telah meminta Lazzarini untuk melakukan penyelidikan terhadap setiap pegawai UNRWA yang terbukti berpartisipasi atau bersekongkol dalam serangan 7 Oktober untuk segera diberhentikan dan dituntut secara pidana.

“Peninjauan independen yang mendesak dan komprehensif terhadap UNRWA akan dilakukan,” tambah Dujarric.

AS Menghentikan Pendanaan Tambahan

Amerika Serikat sebagai salah satu pendonor UNRWA terbesar pada tahun 2022 mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza berada di ambang kehancuran.

Baca Juga: Mahkamah Internasional Perintahkan Israel untuk Hentikan Genosida di Gaza

“Departemen Luar Negeri AS untuk sementara akan menghentikan pendanaan tambahan untuk UNRWA sementara kami meninjau tuduhan-tuduhan ini dan langkah-langkah yang diambil PBB untuk mengatasinya,” kata juru bicara UNRWA, Matthew Miller.

Ia mengatakan bahwa pihaknya merasa terganggu terhadap tuduhan 12 karyawan UNRWA dan tidak akan memberikan dana tambahan kepada UNRWA sampai tuduhan tersebut diselidiki.

Yoav Gallant selaku Menteri Pertahanan Israel mendukung keputusan AS dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan langkah penting untuk meminta pertanggungjawaban UNRWA.

Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini memuji kerja UNRWA dan pemerintahan Joe Biden yang memulihkan pendanaan yang terhenti selama masa jabatan Donald Trump.

Menanggapi tuduhan terhadap pegawai UNRWA, anggota Senat AS dari Partai Republik mengkritik langkah Biden untuk mendanai badan tersebut.

“Selama bertahun-tahun saya telah memperingatkan pemerintahan Biden tentang melanjutkan pendanaan untuk UNRWA yang memiliki sejarah mempekerjakan orang-orang yang terkait dengan gerakan teroris seperti Hamas,” kata Senator Jim Risch, petinggi Partai Republik di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, pada hari Jumat.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pihaknya akan "menilai langkah lebih lanjut dan mengambil pelajaran berdasarkan hasil penyelidikan penuh dan komprehensif".

Baca Juga: Israel Tawarkan Gencatan Senjata Bersyarat, Hamas Tegas Menolak

UNRWA, yang didirikan pada tahun 1949 setelah perang Arab-Israel pertama, memberikan layanan termasuk sekolah, layanan kesehatan dasar dan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon.

Pihak berwenang Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menuduh badan tersebut memicu hasutan anti-Israel, tuduhan yang dibantah oleh lembaga tersebut.

UNRWA telah memberikan bantuan dan menggunakan fasilitasnya untuk melindungi orang-orang yang melarikan diri dari pemboman dan serangan darat yang dilancarkan Israel di Gaza setelah serangan 7 Oktober, yang menurut Israel 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera.

Serangan Israel telah merusak sebagian besar Jalur Gaza yang padat penduduknya dan menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan di wilayah tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters