Sabtu, 23 DESEMBER 2023 • 06:10 WIB

68 Jurnalis Tewas, CPJ Sebut Perang Gaza jadi Perang Mematikan Bagi Jurnalis Sepanjang Sejarah di Era Modern

Author

Wartawan Al Jazeera, Samer Abu Daqqa terbunuh dalam serangan Israel di Khan Younis

INDOZONE.ID - Semenjak perang Gaza kembali memanas pada 7 Oktober lalu, 68 jurnalis dilaporkan tewas. Perang ini disebut sebagai perang mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah di era modern sekarang.

Awalnya perang di Irak disebut sebagai perang paling berbahaya bagi awak media. Di mana perang telah menewaskan 56 jurnalis. 

"Ada 37 kematian jurnalis yang terjadi dalam satu bulan, hal ini jadi peristiwa mematikan yang pernah dilaporkan oleh CPJ dalam sejarah sejak 1992," kata CJP yang dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (22/12/2023).

Melansir laporan Al Jazeera, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengungkap dari 68 korban, 61 jurnalis merupakan warga asli Palestina, sedangkan empat korban merupakan jurnalis Israel dan tiga korban jurnalis Libanon.

Baca Juga: Simak! Ini Jadwal dan Sebaran Titik Contra Flow Selama Natal dan Tahun Baru

Mirisnya, para jurnalis Palestina kerap disuguhkan dengan kondisi mengerikan. Di mana mereka harus bekerja di saat situasi pengeboman terus menerus terjadi. 

"Jurnalis asal Palestina tetap melaporkan sembari diliputi rasa takut akan hidupnya," kata CPJ. 

Para jurnalis di Gaza juga dihadapkan oleh kondisi yang sulit di mana dampak dari pengeboman membuat jaringan komunikasi mereka terputus, stok makanan dan bahan bakar menipis hingga tempat tinggal kian terbatas.

Bahkan CPJ juga mengungkap wartawan luar negeri belum bisa secara leluasa masuk dan meliput di wilayah tersebut.

Baca Juga: Pemilu 2024, Buat Anak Rantau: Nyoblos Mudah Hanya 4 Langkah!

Israel Menargetkan Serangan Terhadap Jurnalis Dalam Perang Gaza

Dalam laporannya, CJP juga menyebut selama 22 tahun Israel telah membunuh sedikitnya 20 jurnalis. Tidak ada satu pun dari korban yang mendapat pertanggunggjawaban dari pihak Israel.

CPJ juga menelaah mengenai hal konflik ini di mana Israel diduga menargetkan para insan pers dalam serangannya. Sebab dalam beberapa kasus kematian seorang jurnalis, ditemukan dalam keadaan lengkap menggunakan seragam Pers dan berada di zona aman dari serangan.

Bahkan Reuters juga telah melaporkan bahwa salah satu jurnalisnya terbunuh oleh tentara Israel pada 13 Oktober 2023 saat sedang liputan di Lebanon lengkap dengan seragam pers.

Dalam kejadian ini Israel terbukti bersalah dengan adanya bukti kuat yakni sebuah peluru tank yang ditembakkan di lokasi kejadian yang membunuh wartawan Reuters serta melukai enam wartawan laimnya. 

Bahkan Al Jazeera juga menyatakan bahwa salah satu jurnalisnya ditemukan meninggal dalam serangan Israel di Khan Younis saat sedang melakukan liputan. Selain itu, keluaga jurnalis Al Jazeera juga dilaporkan terbunuh dalam serangan bom oleh Israel itu.

 Gina Nurulfadilah 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Al Jazeera, Reuters