Serangan Israel di Rumah Sakit Al-Ahli pada 18 Oktober 2023.
INDOZONE.ID - Penargetan serangan Israel terhadap fasilitas medis di Palestina memunculkan babak baru krisis Kesehatan di Gaza Utara. WHO mengungkap daerah tersebut kini tidak memiliki rumah sakit yang masih berfungsi.
Hal ini dilaporkan oleh perwakilan WHO wilayah Palestina, Richard Peeperkom. Dirinya melihat pasien-pasien di Gaza terlantar sebab pasokan medis kian menipis. Bahkan saat ini Gaza sedang mengalami krisis kelaparan imbas konflik yang terus memanas.
"Staf kami kehabisaan kata-kata untuk menggambarkan situasi bencana yang dihadapi oleh pasien dan petugas kesehatan yang tersisa," kata Richard Peeperkom, yang dikutip dari AlJazeera pada Jumat (22/12/2023).
Baca Juga: Seluruh Penduduk Gaza Menghadapi Krisis Kelaparan Dahsyat
WHO menyebut kini di seluruh Gaza, hanya tersisa 9 dari 36 rumah sakit yang masih bisa layak beroperasi. Mirisnya, sembilan rumah sakit itu semuanya hanya ada di wilayah Gaza Selatan.
"Sebenarnya tidak ada rumah sakit yang berfungsi yang tersisa di Gaza Utara," lanjut Peeperkom.
Perwakilan WHO itu menggambarkan saat ini rumah sakit di Gaza Utara seperti kerangka bangunan yang hanya menyisakan sedikit tim medis.
Di antaranya hanya ada 10 staf dan semua ini adalah dokter junior dan perawat. Mereka bertugas hanya memberi pertolongan pertama, manajemen nyeri dan perawatan luka.
Peeperkom juga menyebut hanya ada satu rumah sakit yang tersisa di Gaza yang bisa melakukan tindakan operasi. Kabarnya kini rumah sakit tersebut juga dilaporkan kewalahan menerima pasien.
Baca Juga: Kejamnya Serangan Israel: Warga Palestina Dikubur Hidup-hidup di Halaman Rumah Sakit Gaza
"Tidak ada ruang operasi lagi karena kurangnya peralatan dan bahan, listrik, petugas serta ahli bedah dan spesialis lainnya," kata Peeperkom.
Saat ini hanya ada tiga fasilitas kesehatan tersisa di Gaza Utara yakni Al-Shifa, Al-Awda, dan Assahaba. Ketiganya terpaksa harus merawat pasien di luar kapasitas hingga ribuan orang.
Mirisnya, beberapa pasien dilaporkan telah menunggu tindakan operasi sampai berminggu-minggu. Bahkan pasien yang telah dioperasi pun masih dihantui efek pasca operasi karena stok antibiotik dan obat-obatan lainnya kian terbatas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aljazeera