INDOZONE.ID - Lautan manusia memadati Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada Sabtu (26/4) untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama asal Amerika Latin yang dikenal dekat dengan kaum miskin.
Sejak malam sebelumnya, ribuan peziarah sudah memadati area sekitar Basilika Santo Petrus, berharap mendapatkan tempat terbaik. Polisi memperkirakan sekitar 150.000 orang telah memadati lapangan dan jalanan sekitarnya bahkan sebelum misa pemakaman dimulai pukul 10 pagi waktu setempat.
Suasana penuh haru berubah menjadi tepuk tangan meriah iringi peti jenazah Paus Fransiskus saat peti beliau dibawa keluar dari Basilika menuju lapangan. Ribuan orang bertepuk tangan saat peti Paus Fransiskus keluar, menciptakan momen mengharukan yang tidak akan terlupakan.
Baca Juga: Jenazah Paus Fransiskus Disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk Penghormatan Terakhir
Lebih dari 50 kepala negara turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus asal Argentina yang wafat pada usia 88 tahun, termasuk Presiden Argentina Javier Milei, Pangeran William dari Inggris, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang dikabarkan sempat bertemu Presiden AS Donald Trump di sela-sela acara.
Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus berupaya membawa Gereja Katolik menjadi lebih inklusif, membuat kepergiannya memicu duka di seluruh dunia.
"Beliau bukan sekadar seorang paus, tapi cerminan sejati dari arti menjadi manusia," ungkap Andrea Ugalde, 39 tahun, yang terbang dari Los Angeles untuk menghadiri misa pemakaman.
Baca Juga: 9 Nama Tokoh yang Disebut Jadi Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus
Umat memadati Lapangan Santo Petrus untuk pemakaman Paus Fransiskus, di Vatikan, pada 26 April 2025.
Otoritas Italia dan Vatikan menerapkan pengamanan tingkat tinggi untuk acara ini. Jet tempur siaga di udara, sementara para penembak jitu ditempatkan di atap-atap gedung sekitar Kota Vatikan.
Meski begitu, suasana di lapangan terasa hening dan khusyuk. Umat yang hadir menyaksikan jalannya upacara melalui layar-layar raksasa yang dipasang di berbagai sudut.
Suasana pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan begitu penuh emosional. Banyak umat yang meneteskan air mata ketika melihat peti jenazah dibawa melewati mereka.
"Kami bermalam di mobil bersama anak-anak demi bisa hadir di sini," kata Gabriela Lazo, 41 tahun, asal Peru. "Kami sangat berduka karena kami merasa memiliki Paus dari Amerika Selatan di hati kami."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com