Pengumuman tarif Trump pekan lalu juga mengecualikan Kanada dan Meksiko. Sebab, barang dari kedua negara tersebut masih dikenai tarif 25 persen terkait fentanyl jika tidak memenuhi aturan asal barang dalam perjanjian dagang AS-Meksiko-Kanada (USMCA).
Tarif tersebut akan tetap diberlakukan, tetapi untuk barang yang memenuhi ketentuan USMCA mendapatkan pengecualian tanpa batas waktu.
Pasar saham Amerika Serikat langsung bereaksi positif setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan kenaikan tarif terhadap sebagian besar negara.
Baca Juga: Langkah Strategis Pemerintah Indonesia Menghadapi Tarif Impor Donald Trump
Di Wall Street, indeks S&P 500 melonjak 9,5 persen, kenaikan harian terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Indeks Dow Jones pun mengikuti dengan kenaikan 7,9 persen, sementara indeks teknologi Nasdaq Composite mencatat lonjakan hingga 12,2 persen, tertinggi sejak 2001.
Saham-saham teknologi besar seperti Apple dan Nvidia menjadi pendorong utama lonjakan tersebut.
Pemulihan pasar yang drastis ini, menjadi penutup bagi beberapa hari perdagangan penuh gejolak.
Sebelumnya, obligasi pemerintah AS yang kerap dianggap sebagai aset paling aman di dunia mengalami tekanan hebat hingga dijual besar-besaran, sebelum akhirnya situasi mulai mereda seiring langkah mundur Trump dari kebijakan penudaan tarifnya.
Penulis: Sekar Andini Wibisono Putri
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters, The Guardian