Kategori Berita
Media Network
Senin, 03 MARET 2025 • 19:05 WIB

Warga Gaza Jalani Ramadan dengan Kekhawatiran di Tengah Gencatan Senjata

Warga Palestina berbuka puasa di atas reruntuhan.

INDOZONE.ID - Ramadan di Gaza, Palestina, tahun ini sedikit berbeda ketimbang sebelumnya. Sebab, kini telah dimulainya perjanjian gencatan senjata sementara yang menghentikan perang antara Israel dan Palestina selama hampir 15 bulan lebih.

Fatima, Al-Absi, salah seorang waga Jabaliya di Gaza mengatakan, saat ini masyarakat Gaza memang dapat merasa sedikit lega karena adanya gencatan senjata, tetapi tetap ada kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Warga Palestina berbuka puasa di atas reruntuhan.

Perasaan sedih dari kehilangan hal pribadi dan kolektif, luka yang masih menganga, serta bekas luka yang tak terhitung jumlahnya pun masih sangat terasa oleh Fatima dan warga Gaza lainnya.

Sebelumnya, perang antara Israel dan Hamas yang sudah terjadi bertahun-tahun telah menghancurkan banyak kenangan dan hal yang berharga, terutama dalam momentum Ramadan bagi masyarakat Gaza, Palestina.

Fatima merupakan salah satu warga Gaza yang merasakan kesedihan itu. Ia harus kehilangan suami dan mertuanya yang terbunuh dalam perang, rumahnya rusak terbakar serta masjid tempatnya beribadah selama Ramadan sudah hancur.

Sebelum perang terjadi, Fatima mengakui bahwa bulan suci Ramadan adalah waktu yang penuh untuk melaksanakan ibadah, pertemuan sosial, dan momen keceriaan lainnya.

Baca Juga: Israel Setuju dengan Rencana Gencatan Senjata Sementara dari AS di Gaza

Bersama suaminya, Fatima biasa berbelanja untuk Ramadan, mengunjungi kerabat, dan pergi ke masjid untuk beribadah. Namun, perang antara Israel dan Hamas telah menghancurkan kebahagiaan itu.

"Semuanya telah berubah, Tidak ada suami, tidak ada rumah, tidak ada makanan yang layak, tidak ada rumah ibadah, dan tidak ada kehidupan yang layak," kata Al-Absi, dilansir dari AP News, Senin (3/3/2025).

Dikabarkan, Israel menghentikan semua bantuan dan pasokan lainnya ke Gaza pada Minggu, 2 Maret 2025, untuk menekan Hamas agar menerima proposal baru yang memperpanjang fase pertama gencatan senjata.

Hamas menuduh Israel berusaha menggagalkan perjanjian gencatan senjata yang ada, tetapi kedua belah pihak belum menyatakan gencatan senjata berakhir.

"Kami takut karena tidak ada stabilitas," kata Fatima kembali.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: AP News

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Warga Gaza Jalani Ramadan dengan Kekhawatiran di Tengah Gencatan Senjata

Link berhasil disalin!