Meski vonis sudah dijatuhkan, keluarga korban mengaku belum puas.
Sang ayah menyebut kejahatan ini tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja.
"Putri kami tidak mungkin mengalami akhir yang mengerikan seperti itu hanya karena seorang pria," ucapnya penuh emosi. "Kami terus menderita sampai semua pelaku dihukum," tuturnya melansir Reuters, Minggu (19/1/2025).
Polisi federal India yang menangani kasus ini menyebutnya sebagai salah satu kejahatan paling keji yang pernah mereka tangani.
Mereka juga mendesak hakim untuk menjatuhkan hukuman mati pada Roy.
Dalam persidangan yang dimulai sejak 11 November, sebanyak 128 saksi dilibatkan, dengan 51 di antaranya memberikan keterangan langsung di pengadilan.
Baca Juga: Orang Terkaya ke-18 di Dunia asal India Didakwa atas Dugaan Suap Rp3,9 Triliun
Ketegangan semakin memuncak di luar gedung pengadilan. Lebih dari 200 polisi bersenjata dikerahkan untuk menjaga keamanan saat Roy dihadirkan.
Di sisi lain, para dokter yang tergabung dalam aksi solidaritas meneriakkan tuntutan keadilan.
"Protes jalanan akan terus berlanjut sampai keadilan ditegakkan," ujar Dr. Aniket Mahato, juru bicara para dokter muda.
Kasus ini juga menyeret beberapa pejabat lain ke meja hijau. Mantan kepala rumah sakit dan seorang petugas kepolisian setempat didakwa atas tuduhan merusak TKP dan barang bukti.
Meski begitu, petugas polisi dibebaskan dengan jaminan, sementara mantan kepala rumah sakit tetap ditahan karena tersangkut kasus penyimpangan keuangan lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters