Warga, relawan, dan ribuan tentara serta polisi terus melanjutkan upaya pembersihan besar-besaran, berjuang membersihkan lumpur dan puing-puing. Namun, kemarahan masyarakat semakin meningkat karena merasa ditinggalkan oleh pihak berwenang.
Pada hari Minggu, kerumunan melemparkan lumpur ke arah pasangan kerajaan Spanyol, perdana menteri, dan para pemimpin daerah saat mereka melakukan kunjungan ke Paiporta, tempat lebih dari 60 orang kehilangan nyawa dan banyak warga kehilangan tempat tinggal serta kekurangan akses air bersih.
Meskipun Spanyol sering menghadapi badai musiman yang berpotensi menyebabkan banjir, bencana terbaru ini menjadi yang paling mematikan dalam ingatan banyak orang.
Para ilmuwan iklim dan ahli meteorologi mengungkapkan bahwa banjir disebabkan oleh sistem badai bertekanan rendah yang bergerak lambat, dipicu oleh suhu tinggi Laut Mediterania.
Sistem ini terhenti di atas wilayah tersebut, mengakibatkan hujan lebat yang menghancurkan.
Sebagai bagian dari upaya bantuan, kapal Angkatan Laut Spanyol, "Galicia," tiba di pelabuhan Valencia pada hari Senin, membawa marinir, helikopter, dan truk berisi makanan serta air untuk mendukung upaya penyelamatan, yang melibatkan 7.500 tentara dan ribuan polisi.
Baca Juga: Korea Utara Lepaskan Serangkaian Rudal Balistik ke Perairan Laut
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aljazeera