Kontroversi Swedia Mengizinkan Kembali Aksi Pembakaran Al-Quran
INDOZONE.ID - Kebijakan kontroversial di Swedia kembali menjadi sorotan internasional setelah negara tersebut mengizinkan aksi pembakaran Al Quran di beberapa lokasi.
Dilansir oleh Anadolu Agency, aksi ini diselenggarakan di alun-alun kota Gustavs Adolf Torg pada Jumat (3/5), di Malmo pada Sabtu (4/5), dan di Rosengard pada Minggu (5/5).
Ada hal yang lebih mencengangkan lagi, aksi ini didukung oleh politikus sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan.
Baca Juga: Swedia dan Kanada Bersatu Bantu Pengungsi Palestina
Keputusan untuk mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran di Swedia telah menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat lokal maupun internasional.
Hal ini terutama karena Al-Quran dianggap sebagai kitab suci umat Islam, dan tindakan pembakaran terhadapnya dianggap tidak pantas dan dapat menimbulkan ketegangan antaragama.
Meskipun kontroversial, polisi Swedia telah memberikan izin untuk menyelenggarakan demo yang melibatkan pembakaran Al-Quran di Malmo.
Keputusan ini diambil menjelang dimulainya Kontes Lagu Eurovision 2024. Izin tersebut telah menimbulkan kecaman dan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk kelompok-kelompok advokasi hak asasi manusia.
Keputusan Swedia untuk mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran telah menarik perhatian dunia internasional. Banyak negara dan organisasi internasional yang mengutuk tindakan tersebut dan menyerukan kepada pemerintah Swedia untuk mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mencegah tindakan intoleransi dan kebencian agama.
Aksi pembakaran Al-Quran ini memiliki potensi untuk merusak hubungan antaragama dan menciptakan ketegangan di masyarakat Swedia.
Hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi global terhadap negara tersebut dan mengganggu stabilitas dan toleransi agama di tingkat internasional.
Keputusan pemerintah Swedia untuk mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran menempatkannya di bawah tekanan besar dari masyarakat lokal dan internasional.
Ini menjadi ujian bagi otoritas Swedia dalam mengelola konflik dan mendorong dialog antaragama yang lebih konstruktif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Anadolu Agency