INDOZONE.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan negara-negara Barat bahwa konflik langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO di bawah pimpinan AS akan membawa dunia lebih dekat ke ambang perang dunia ketiga.
Namun, dia menegaskan bahwa hampir tidak ada orang yang menginginkan terjadinya konflik semacam itu.
Sebelumnya, Rusia melancarkan invasi militer terhadap Ukraina, menimbulkan ketegangan internasional yang besar. Pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina dari berbagai arah, termasuk perbatasan timur dan utara.
Baca Juga: Tetap Ngantor Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Gibran: Kegiatan Biasa di Balai Kota
Serangan ini dipicu oleh penolakan NATO terhadap tuntutan Rusia terkait keamanan dan ekspansi wilayah. Komunitas internasional secara luas mengutuk tindakan Rusia dan menyatakan dukungan mereka kepada Ukraina.
Perang Rusia-Ukraina tersebut memicu krisis antara hubungan Rusia dengan Barat sejak krisis rudal Kuba. Dimana, pada Oktober 1962, Amerika Serikat mendeteksi instalasi rudal balistik Soviet di Kuba.
Presiden AS, John F. Kennedy, memperingatkan Uni Soviet untuk menarik rudal-rudal tersebut, dan memulai blokade terhadap Kuba.
Baca Juga: Aksi Demo di KPU-DPR Kemarin, 16 Orang Diamankan Polisi
Krisis tersebut membawa dunia mendekati perang nuklir, tetapi kemudian diakhiri melalui negosiasi rahasia antara Kennedy dan pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev, yang setuju untuk menarik rudal-rudal tersebut dengan imbalan janji AS untuk tidak menyerang Kuba dan menarik rudal-rudal AS dari Turki.
Dilansir dari Reuters bulan sebelumnya Presiden Prancis, Emmanuel Marcon mengatakan dia tidak bisa mengesampingkan pengerahan pasukan darat di Ukraina, karena banyak negara barat yang menjauhkan diri dari hak tersebut sementara negara lain, terutama eropa barat, menyatakan siap untuk mendukung.
Saat ditanyakan mengenai pernyataan Marcon dan nato, Putin menjawab “Segalanya mungkin terjadi di dunia modern” lanjutnya “jelas bagi semua orang bahwa ini akan menjadi satu langkah lagi dari perang dunia ketiga yang berskala penuh. Saya pikir hampir tidak ada orang yang tertarik dengan hal ini,” kata putin kepada wartawan.
Dan putin menambahkan bahwa personel militer NATO telah hadir di Ukraina, dan mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan bahasa Inggris dan Prancis di medan perang.
Mendekati pemilu Rusia pada tanggal 15-17 Maret, Ukraina meningkatkan serangannya terhadap Rusia, dengan menembaki wilayah perbatasan dan bahkan menggunakan Proxy untuk mencoba menembus perbatasan Rusia.
Ketika diminta pendapatnya mengenai perlunya mengambil alih wilayah Kharkiv di Ukraina, Putin menyatakan bahwa jika serangan terus berlanjut, Rusia akan mendirikan zona penyangga di lebih banyak wilayah Ukraina untuk mempertahankan wilayah Rusia.
Baca Juga: DKPP Tetapkan Anggota Bawaslu Yapen Bersalah karena Petugas Parpol
“Saya tidak mengecualikan bahwa, mengingat peristiwa tragis yang terjadi hari ini, kita akan dipaksa pada suatu saat, jika kita anggap tepat, untuk menciptakan ‘zona sanitasi’ tertentu di wilayah yang saat ini berada di bawah rezim kyiv,” ucap Putin.
Putin juga mengatakan bahwa dia berharap agar Marcon berhenti memperkeruh perang di Ukraina dan sebaliknya memainkan peran untuk mencari solusi mendamaikan kedua negara.
“Saya sudah mengatakan berulang kali dan saya akan mengatakannya lagi. Kami menginginkan perundingan damai, tapi bukan hanya karena musuh kehabisan peluru, jika mereka benar benar serius ingin membangun hubungan bertetangga yang damai dan baik antara kedua negara dalam jangka panjang, dan tidak hanya mengambil jeda untuk persenjataan kembali selama 1,5-2 tahun,” jelas Putin.
Writer: Ananda F.L
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters