Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/Leah Millis)
INDOZONE.ID - Persiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah berjanji akan melindungi warga negara Palestina dari deportasi di negaranya.
Keputusan ini diteken pada Rabu (14/2/2024) kemarin, karena melihat situasi kemanusiaan di Gaza yang kian memburuk akibat genosida yang dilakukan Israel.
"Sementara saya tetap fokus pada perbaikan situasi kemanusiaan, banyak waga sipiil tetap dalam bahaya. Oleh karena itu, saya mengarahkan penangguhan pemindahan orang-orang Palestina tertentu yang ada di Amerika Serikat," kata Biden yang dikutip dari media CBS News.
kebijakan baru ini rencanaya akan diberlakukan selama 18 bulan ke depan. Langkah ini juga dinilai sebagai upaya "penundaan pengusiran secara paksa", terhadap sekitar 6000 warga Palestina di Amerika.
Baca Juga: Joe Biden Menyebut Respons Israel Terhadap Gaza 'Berlebihan'
Dalam pelaksanaannya, kebijakan penangguhan deportasi ini hanya berlaku bagi warga Palestina yang sudah berada di Amerika.
Pengecualiannya bagi orang yang sedang terjerat kasus serius, karena dikhawatirkan mengganggu keselamatan publik. Selain itu, perlindungan ini juga akan dicabut bagi warga yang akan pulang ke Palestina.
"Tempat berlindung sementara yang aman," kata penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan yang dikutip dari CBS News pada Kamis (15/2/2024).
Selain Palestina, Joe Biden juga telah menggunakan kebijakan tersebut kepada warga negara lainnya yang sedang dilanda krisis, seperti Afghanistan, Kamerun, Haiti, Sudan, Ukraina serta Venezuela.
Di sisi lain, Joe Biden tengah berada di situasi penuh tekanan sejak Gaza kembali memanas akibat genosida Israel. Biden dikritik dari berbagai belahan dunia, karena tidak menyerukan gencatan senjata dalam konflik tersebut.
Baca Juga: Hadapi Tekanan, Joe Biden Janji Akan Serang Balik Iran Tanpa Perluasan Perang
Direktur eksekutif Komiter Anti-Diskriminasi Amerika-Arab, Abed Ayoub, mengungkap saat ini perlu kepastikan perlindungan keamanan untuk warga Palestina di Amerika Serikat.
"Kami melihat situasi di Gaza dan Palestina tidak membaik, dan ini adalah sesuatu yang disambut baik dan kami senang melihatnya diterapkan," kata Ayoub.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: CBS News