Kapal melintas di Laut Merah.
INDOZONE.ID - Baru-baru ini, Perusahaan kontainer terbesar kedua di dunia A.P. Moller-Maersk A/S mengungkapkan, 15 rute kapal kontainer antara Asia dan Eropa, serta dari Pantai Timur AS hingga Timur Tengah terkena dampak serangan kelompok militan Houthi di Laut Merah.
Karena kondisi ini, lebih dari 180 kapal tanker dan kontainer, yang melayani berbagai rute, seperti Singapura, Rotterdam, dan sepanjang Texas dan Pantai Timur AS, kini telah merevisi tanggal kedatangannya.
"Beberapa di antaranya diperpanjang hingga Maret," tulis pemberitahuan perusahaan peti kemas itu, dikutip Senin (25/12/2023).
Revisi kedatangan ini terjadi karena kapal-kapal di semua jalur dialihkan mengelilingi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope). Ini untuk menghindari Laut Merah dan Terusan Suez, perairan yang sedang dijaga ketat pasukan Houthi Yaman yang disokong Iran.
Dengan peralihan jalur ini, kapal-kapal berlayar ribuan mil lebih jauh mengelilingi Afrika, sehingga memperpanjang waktu pelayaran dan memperbesar biaya energi bagi kapal dagang maupun tanker.
Baca Juga: Australia Setengah Hati Dukung AS Gempur Houthi Yaman yang Bela Palestina, Kirim Personel tapi...
"Lalu lintas kapal tanker menurun tajam melalui Selat utama Bab Al-Mandab, Yaman," imbuh perusahaan yang berbasis di Kopenhagen itu.
Sementara itu, perjalanan memutar ini memakan waktu seminggu lebih lama dari waktu tempuh biasa. Sebab, jarak yang harus ditempuh bertambah sekitar 3.500 mil laut atau 6.482 kilometer.
Perlu diketahui, Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Merah ke Mediterania, merupakan rute terpendek antara Eropa dan Asia. Sekitar 12% lalu lintas pelayaran global biasanya transit di jalur air ini.
Karena kondisi ini, biaya pengiriman barang oleh kapal-kapal itu pun praktis meningkat, salah satunya karena biaya energi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran menjadi semakin besar.
“Lakukan satu perjalanan pulang pergi dari Shanghai ke Rotterdam, dan kamu akan menambah biaya bahan bakar sebesar satu juta dolar karena mengubah rute melalui Tanjung Harapan. Jadi itu saja sudah merupakan tagihan yang sangat besar," kata kepala analis di perusahaan analisis pasar Xeneta yang berbasis di Kopenhagen, Peter Sand, dikutip DW, Senin (25/12/2023).
Baca Juga: Houthi Ancam Akan Serang Amerika dan Koalisinya Jika Targetkan Yaman
Di sisi lain, premi asuransi juga melonjak, sebagai respons terhadap serangan Houthi. Sementara untuk memastikan tingkat layanan yang sama, perusahaan pelayaran peti kemas yang menjalankan layanan mingguan antara Asia dan Eropa perlu memperhitungkan biaya tiga kapal tambahan.
Keterlambatan pengiriman ini jelas akan berdampak buruk pada pelabuhan peti kemas di seluruh Eropa, yang biasanya sangat efisien dalam menangani arus peti kemas dalam jumlah besar.
“Katakanlah saya memiliki pelabuhan yang menangani 50.000 kontainer per minggu. Namun jika tidak ada yang tiba dalam seminggu, dan minggu berikutnya ratusan ribu kontainer tiba, hal itu dapat menyebabkan masalah kemacetan," ujar CEO Vespucci Maritime Lars Jenson.
Aksi Houthi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mereka pada Palestina. Mereka memblokade Laut Merah agar kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel tak dapat berlayar langsung, melainkan harus memutar agar biaya membengkak.
Hal ini juga dilakukan Houthi Yaman agar dunia mendorong Israel menghentikan genosida yang dilakukan pada Palestina.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: DW