Israel kembali Menyerang Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir
INDOZONE.ID - Sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12) kemarin, korban di Gaza kian bertambah. Melansir dari AlJazeera, total orang Palestina yang terbunuh sampai 700 orang hanya dalam 24 jam.
Dilansir dari AlJazeera, serangan udara yang diluncurkan oleh Israel memperluas wilayah serangannya sampai di Kota Khan Younis.
Menurut laporan Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah Palestina di Gaza sebanyak 1.5 juta orang telah diungsikan semenjak serangan pertama pada 7 Oktober lalu.
Kebanyakan dari mereka merupakan warga Palestina yang berasal dari wilayah Gaza bagian utara.
Baca Juga: Menteri Pertahanan Israel: Semua Warga Pendukung Palestina dan Hamas Harus Mati
Sejak Jumat (01/120 hingga Minggu (02/12) Israel terus menerus membombardir Gaza lewat serangan udara dan darat secara intens di wilayah Khan Younis, Rafah dan beberapa wilayah utara.
"Kemana pun anda melihat, ada anak-anak dengan luka bakar parah, luka bekas peluru, cedera otak dan patah tulang," Ucap James Elder, Juru Bicara internasional UNICEF yang dikutip dari AlJazeera pada Senin (4/12).
Setidaknya ada tiga orang meninggal dan puluhan orang terluka atas serangan tersebut. Bahkan menurut laporan Assosiated Press ada 31 korban tewas yang dibawa ke Rumah Sakit Matir A-Aqsa di kota el-Balah, Gaza.
Sebelumnya Israel telah mendeklarasikan bahwa serangan-serangan yang dilakukan merupakan upaya untuk menghancurkan Hamas yang telah melakukan penyerangan pada 7 Oktober lalu. Dalam serang tersebut Israel menyebut Hamas menyebabkan 1200 orang sipil Israel tewas.
Baca Juga: Gencatan Senjata Sementara antara Israel dan Hamas Berakhir, IDF kembali menyerang Gaza
Di sisil lain, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina, Israel juga telah menyebabkan lebih dari 15200 orang Palestina meninggal sejak 7 Oktober 2023.
Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aljazeera