Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza Telan Korban Jiwa, Sekjen PBB Desak Gencatan Senjata Demi Kemanusiaan

Asap mengepul saat pengungsi Palestina berlindung di rumah sakit Al Shifa

INDOZONE.ID - Konflik Israel di jalur Gaza tengah jadi sorotan masyarakat di berbagai belahan dunia. Banyaknya korban jiwa termasuk pasien di sejumlah rumah sakit akibat peperangan ini juga disoroti Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujjaric menyampaikan bahwa Sekjen PBB mengaku kecewa dengan situasi mengerikan hingga banyak nyawa melayang di sejumlah rumah sakit di Gaza.

"Sekretaris Jenderal sangat terganggu dengan situasi mengerkan dan hilangnya nyawa secara dramatis di beberapa rumah sakit di Gaza," ungkap Dujjaric.

Gutteres kata Dujjaric menyerukan gencatan senjata agar tidak lagi ada penambahan jumlah korban.

"Atas nama kemanusiaan, Sekretaris Jenderal menyerukan gencatan senjata segera," sambungnya.

Baca Juga: PM Israel Perintahkan Pemimpin Arab untuk Tetap Diam soal Gaza

Sekjen PBB, Antonio Guterres soroti konflik Israel-Palestina

Dujjaric mengatakan bahwa Gutteres terus berkomunikasi dengan berbagai pihak dan rekan-rekannya di lapangan.

Israel baru-baru ini menghancurkan sebuah rumah sakit utama di Gaza, Al Shifa. Insiden penyerangan dan pengepungan ini disebut-sebut menyebabkan 40 orang pasien meninggal dunia.

Militer Israel menuduh bahwa Hamas mempunyai pusat komando bawah tanah, yang terletak di bawah rumah sakit. Namun, hal itu dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Baca Juga: Jilat Ludah Sendiri, Tentara AS Bantu Israel Gempur Palestina

Serangan udara dan darat telah dilancarkan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Akibatnya, 11.240 warga Palestina terbunuh.

Pihak berwenang Palestina menyebut, dari jumlah tersebut terdiri dari 7.800 wanita dan anak-anak, serta 29.200 lainnya mengalami luka-luka.

Selain korban jiwa, serangan Israel yang tanpa henti juga membuat rumah sakit, masjid dan gereja rusak hingga hancur.

Sedangkan jumlah korban tewas di Israel akibat peperangan ini hampir 1.200 orang.