INDOZONE.ID - Ketegangan kembali meningkat di perairan sekitar Gaza, setelah pasukan Israel mencegat kapal bantuan kemanusiaan yang menuju wilayah Palestina yang diblokade.
Kapal bernama Madleen, yang mengangkut berbagai bantuan serta sejumlah aktivis pro-Palestina, termasuk Greta Thunberg, dicegat secara paksa di perairan internasional pada Senin, (9/6/2025) waktu setempat.
Kapal bantuan Madleen berangkat dari Pelabuhan Catania, Italia, pada 1 Juni dengan misi kemanusiaan untuk mengirim bantuan ke Gaza. Tujuannya adalah, untuk menyoroti krisis kelaparan akut yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Baca Juga: Misi Damai Madleen Dihentikan Paksa, Turki: Ini Pelanggaran Hukum!
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut Gaza sebagai 'tempat paling lapar di dunia', dengan seluruh penduduknya berada dalam ancaman kelaparan setelah lebih dari 21 bulan perang.
Namun, harapan para aktivis untuk menembus blokade pupus, ketika kapal mereka dihentikan militer Israel sekitar pukul 04.02 waktu setempat.
Dalam video yang telah direkam sebelumnya dan dibagikan oleh kelompok Freedom Flotilla Coalition, Greta Thunberg menyampaikan pesan singkat, “Jika kamu melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional.”
Baca Juga: 3 Fakta PBB Peringatkan Seluruh Gaza Terancam Kelaparan
Kapal Madleen dan para relawan yang membawa bantuan darurat bagi warga Gaza.
Rekaman yang beredar menunjukkan, saat pasukan Israel naik ke kapal Madleen, dengan para aktivis mengangkat tangan sebagai tanda tidak melakukan perlawanan. Tidak ada laporan korban luka dalam insiden tersebut.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan, seluruh penumpang kapal selfie yacht dalam keadaan selamat dan tidak terluka, dan mengharapkan mereka segera dipulangkan ke negara asal masing-masing.
Penahanan terhadap aktivis pro-Palestina, termasuk Greta Thunberg, menuai kecaman dari berbagai pihak.
Pemerintah Turki menyebutkan, tindakan Israel sebagai 'serangan keji' di laut internasional. Sementara Iran menilai, sebagai bentuk 'pembajakan'.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Washington Post