Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 17 MEI 2025 • 18:23 WIB

Serangan Drone Rusia Tewaskan 9 Warga Sipil Ukraina Setelah Pertemuan di Turki

Prajurit Ukraina dari Brigade Pertahanan Teritorial ke-127 menembakkan meriam KS-19 kaliber 100mm ke arah posisi Rusia di dekat Kharkiv, Ukraina, pada 16 Mei 2025.

INDOZONE.ID - Serangan drone Rusia di Ukraina terbaru kembali memakan korban jiwa. Kali ini, sebuah minibus yang mengangkut warga sipil menjadi sasaran, menewaskan sembilan orang pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Insiden ini terjadi hanya sehari setelah pertemuan di Turki antara Rusia-Ukraina yang membahas pertukaran tahanan berskala besar.

Tragedi tersebut menambah daftar panjang korban tewas serangan drone Rusia-Ukraina yang terus meningkat sejak awal invasi.

Baca Juga: Taiwan Kecam Rusia dan China karena Memutarbalikkan Sejarah Perang Dunia II

Dalam pernyataan resmi, administrasi militer wilayah Sumy menyampaikan bahwa serangan tersebut terjadi secara langsung terhadap bus sipil di dekat kota Bilopillya, yang sedang menuju Sumy.

“Dengan sangat menyesal kami sampaikan bahwa akibat serangan keji dari pihak Rusia terhadap bus yang mengangkut warga sipil, sejumlah korban jiwa tak terhindarkan,” tulis mereka melalui Telegram.

Jumlah korban semula dilaporkan delapan orang, namun kemudian dikonfirmasi meningkat menjadi sembilan, dengan empat orang lainnya mengalami luka-luka. Gambar dari lokasi memperlihatkan minibus biru dalam kondisi hancur akibat ledakan.

Baca Juga: Konflik Memanas! Ukraina Hancurkan Jembatan dan Serbu Wilayah Kursk Rusia

Serangan ini terjadi di wilayah perbatasan Sumy, yang dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami peningkatan intensitas serangan setelah pasukan Ukraina terpaksa mundur dari wilayah Kursk, Rusia, yang sempat mereka kuasai sebagian sejak pertengahan 2024.

Serangan mematikan ini terjadi di tengah situasi Ukraina terkini pasca pertemuan di Turki yang mempertemukan delegasi Rusia dan Ukraina dalam negosiasi resmi pertama mereka sejak 2022.

Dalam negosiasi Rusia Ukraina di Turki yang berlangsung di Istanbul, kedua negara sepakat untuk melakukan pertukaran masing-masing 1.000 tahanan.

Meski dianggap sebagai terobosan diplomatik, pertemuan tersebut belum menghasilkan kemajuan berarti menuju penghentian konflik.

Perwakilan Rusia, Vladimir Medinsky, menyebut bahwa kedua pihak akan menyampaikan pandangan mereka tentang kemungkinan gencatan senjata di masa depan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Nypost.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Serangan Drone Rusia Tewaskan 9 Warga Sipil Ukraina Setelah Pertemuan di Turki

Link berhasil disalin!