INDOZONE.ID - Pada Minggu, 27 April 2025, pejabat tinggi dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendesak Rusia dan Ukraina untuk segera mencapai kemajuan dalam perjanjian damai.
Ini terjadi setelah pertemuan satu lawan satu antara Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Vatikan sehari sebelumnya.
Perjanjian damai Rusia-Ukraina pasca pertemuan Vatikan ini menjadi sorotan, mengingat ketegangan yang semakin memuncak.
"Ini harus segera terwujud," ujar Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam sebuah wawancara.
"Kita tidak bisa terus menghabiskan waktu dan sumber daya untuk upaya ini jika tidak ada hasil yang tercapai," sambungnya.
Rubio menambahkan bahwa AS akan mempertimbangkan apakah akan melanjutkan inisiatif perdamaian Rusia Ukraina, atau fokus pada isu lainnya dalam minggu mendatang.
Trump dan Zelenskyy, yang berada di Roma untuk pemakaman Paus Fransiskus, bertemu di sebuah basilika Vatikan pada Sabtu, untuk mencoba menghidupkan kembali upaya perdamaian yang stagnan.
Baca Juga: Xi Jinping: China dan Rusia adalah 'Sahabat Sejati' yang Saling Mendukung
Pertemuan Vatikan soal perdamaian Rusia Ukraina ini menjadi momentum penting, karena diadakan pada waktu yang krusial dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik ini.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada hari Sabtu, Trump mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, terkait serangan-serangan terbaru ke Ukraina.
"Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota dan desa-desa, dalam beberapa hari terakhir," katanya.
Serangan-serangan ini semakin memperburuk keadaan dan menambah urgensi bagi dorongan perdamaian Rusia Ukraina oleh mantan pejabat Trump.
Dalam wawancara yang sudah direkam sebelumnya dan ditayangkan di CBS News' 'Face the Nation' pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Rusia akan terus menargetkan situs-situs yang digunakan oleh militer Ukraina.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com