Pasalnya, sebagaimana diketahui, berdasarkan pengakuan Mbah Tupon kepada wartawan, ia tiga kali diminta menandatangani dokumen terkait pecah tanah tanpa ada pembacaan isi dokumen dari Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sebelum tanda tangan tersebut.
Karena tak ada proses membacakan dokumen, Mbah Tupon yang buta huruf itu tak mengerti apa yang dia tanda tangani. Seingatnya, dia membubuhkan tiga tanda tangan terkait masalah tanah miliknya itu.
"(Jelas) ini indikasi kuatnya penipuan. Perbankan tentu tidak sejauh ini, karena mereka sudah ada SOP dan itu sudah dinyatakan bersih. Tapi ternyata dibalik itu, ternyata ada istilah indikasi pidana penipuan (Ini persoalan lain). Sehingga intinya adalah mereka menipu orang, orang tua ditipu. Intinya ya jangan nipu orang," tegas Rieke saat ditemui di Kediaman Mbah Tupon, Sabtu 3 Mei 2025.
Pada kesempatan itu juga, sapaan "Oneng" tersebut, ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat hingga pemerintah setempat yang telah membantu untuk mengawal Mbah Tupon mendapatkan haknya kembali.
BACA JUGA Mbah Tupon Lansia Buta Huruf di Bantul Jadi Terduga Korban Mafia Tanah, Polda DIY Periksa 3 Saksi "Keluarga Mbah Tupon dan seluruh warga Desa Ngentak yang memberikan contoh kalau ada kasus seperti ini jangan diam. Disini semuanya memberikan support. Jadi apa yang dilakukan oleh keluarga Mbah Tupon dan warga disini bisa menjadi contoh kalau itu memang hak kita jangan berhenti berjuang. InsyaAllah bisa berkolaborasi bersama DPR dan Pemda bahkan pihak perbankan di sini memberikam respon yang positif," pungkas Rieke.
Setelah mengunjungi Mbah Tupon, Rieke bersama rekannya DPR RI, My Esti Wijayanti turut mendatangi petisi untuk mengusut tuntas polemik tersebut dan mendesak kepolisian menetapkan tersangka.
Rieke juga menyempatkan menemui warga Ngentak untuk berswafoto didepan petisi dukungan kepada Mbah Tupon.
Pengakuan Tetangga Mbah Tupon
Salah satu tetangga Mbah Tupon, Paijo Sukardi mengatakan, ia bersama warga Ngentak lainnya kembali mendesak Polda DIY mengusut tuntas permasalahan ini serta segera menetapkan tersangka.
"Rumah saya dekat dari sini. Kalau bisa segera diusut tuntas supaya tanah Mbah Tupon bisa kembali," ucpanya.
Mbah Tupon, kata dia, teman masa kecil yang memiliki kepribadian yang baik dan dermawan
"Mbah tupon itu orangnya baik. Di masyarakat juga baik. Saya temannya sejak kecil," ujar Paijo.
"Saya tahu masalah ini sejak ramai2, setelah lebaran itu," jelas Paijo.