Zelenskyy menulis di aplikasi pesan Telegram bahwa komandan militer utamanya melaporkan bahwa Rusia telah melancarkan hampir 70 serangan pada hari Minggu.
"Situasi di garis depan dan aktivitas nyata dari tentara Rusia membuktikan bahwa saat ini tekanan dari dunia terhadap Rusia untuk mengakhiri perang ini masih sangat kurang," katanya.
Pada minggu sebelumnya, pejabat Ukraina dan Eropa menolak beberapa proposal AS terkait cara mengakhiri perang Rusia di Ukraina.
Mereka juga mengajukan kontra-proposal mengenai berbagai isu, mulai dari wilayah hingga sanksi, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Perbedaan utama antara kedua proposal terletak pada urutan penyelesaian masalah terkait wilayah, pencabutan sanksi terhadap Rusia, jaminan keamanan, dan ukuran militer Ukraina.
Proposal dari AS mengusulkan pengakuan atas kontrol Rusia atas Crimea, semenanjung yang dianeksasi Rusia pada 2014, serta pengakuan de facto atas kontrol Rusia atas bagian lain Ukraina.
Sebaliknya, proposal Eropa dan Ukraina menunda pembahasan terperinci mengenai wilayah hingga setelah gencatan senjata tercapai.
Baca Juga: Rusia Hantam Rudal ke Ukraina, 34 Orang Tewas
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina sebaiknya tidak menyetujui proposal AS, karena dianggap memberikan terlalu banyak wilayah sebagai imbalan untuk gencatan senjata.
Meski terdapat pandangan yang berbeda, Penasihat Keamanan Nasional Trump, Mike Waltz, mengatakan bahwa pertemuan dengan Zelenskyy menunjukkan tekad Trump untuk mencapai perjanjian.
"Pertemuan itu akan tercatat dalam buku sejarah bagi Presiden Trump, sebagai presiden perdamaian," ujar Waltz dalam wawancara dengan Fox News' 'Sunday Morning Futures.'
Waltz menambahkan bahwa Trump telah "menyampaikan frustrasinya" kepada pemimpin kedua negara, tetapi tetap bertekad untuk membantu merundingkan kesepakatan.
Ia juga mengatakan bahwa AS dan Ukraina akhirnya akan mencapai kesepakatan mengenai mineral bumi langka dan pembicaraan akan berlanjut sepanjang akhir pekan.
Para Demokrat di Kongres AS mengkritik pendekatan Trump terhadap konflik ini, dengan Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer, menyatakan pada hari Minggu bahwa ia khawatir Trump akan "menyerah kepada Putin."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com