"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah diberitahu oleh tim negosiasi bahwa kesepakatan untuk membebaskan sandera telah tercapai," ujar kantornya dalam sebuah pernyataan.
Di Gaza, warga yang mengantre untuk mendapatkan makanan berharap bahwa gencatan senjata ini akan membawa perubahan.
"Saya berharap ini terjadi agar kami bisa memasak di rumah dan membuat makanan apa pun yang kami inginkan, tanpa harus pergi ke dapur umum dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendapatkan makanan," kata Reeham Sheikh al-Eid, seorang warga Palestina yang mengungsi.
Namun, kesepakatan ini menghadapi penolakan dari kelompok garis keras dalam koalisi Netanyahu. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengancam akan mengundurkan diri jika kesepakatan ini disetujui.
Meski begitu, ia menyatakan tidak akan menjatuhkan pemerintahan. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, seorang pendukung garis keras lainnya, juga mengancam akan keluar dari pemerintahan jika Israel tidak kembali berperang melawan Hamas setelah fase pertama gencatan senjata selesai.
Sementara itu, serangan udara terus berlanjut. Di Khan Younis, sebuah serangan menghantam tenda-tenda yang digunakan oleh warga yang mengungsi. Serangan tersebut menewaskan dua orang dan melukai tujuh lainnya, menurut petugas medis setempat.
Kesepakatan gencatan senjata ini juga mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza serta peningkatan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bantuan bisa meningkat hingga 600 truk per hari sesuai dengan kesepakatan.
Israel melancarkan kampanye militer di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 tentara dan warga sipil Israel serta menculik lebih dari 250 sandera. Hingga saat ini, Israel menyatakan masih ada 98 sandera yang ditahan di Gaza, dengan sekitar separuhnya diyakini masih hidup.
Seorang pria merayakan gencatan senjata Israel-Hamas di Deir Al-Balah in the central Gaza Strip,
Kesepakatan ini dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Selain pembebasan sandera dan tahanan Palestina, gencatan senjata ini membawa harapan akan pemulihan kondisi di Gaza yang dilanda kelaparan, penyakit, dan cuaca dingin.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga stabilitas setelah fase pertama kesepakatan selesai.
Dengan situasi yang penuh ketegangan, banyak pihak berharap gencatan senjata ini menjadi awal bagi perdamaian yang lebih permanen di kawasan tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com