INDOZONE.ID - Pada era industri modern, negara-negara maju dengan industri yang berkembang pesat menghasilkan emisi karbon yang jauh melebihi rata-rata.
Emisi yang berlebihan ini tidak hanya melampaui batas yang ditetapkan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan lingkungan dan kerusakan lapisan ozon.
Negara-negara yang tidak memiliki hutan yang memadai untuk menyerap karbon dioksida semakin merasakan dampaknya.
Untuk mengatasi masalah ini, negara-negara dengan emisi berlebih mencari cara untuk mencapai target penurunan emisi mereka, salah satunya melalui Perdagangan Karbon atau Carbon Trading.
Perdagangan Karbon/Carbon Trading ini adalah mekanisme dimana negara atau perusahaan dapat membeli dan menjual izin untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon.
Baca Juga: 99,67 Persen Hasil Real Count Pilwakot Kota Yogya 2024 Dimenangkan Paslon Nomor 2
Dengan adanya perdagangan karbon/carbon trading ini memungkinkan suatu negara atau perusahaan yang melebihi batas emisi untuk membeli kredit dari negara atau perusahaan yang memiliki kelebihan kredit atau biasa disebut kredit karbon/carbon credit, di mana kredit karbon/carbon credit sendiri merupakan sertifikat yang diberikan kepada negara atau perusahaan yang berhasil mengurangi emisi karbon melalui berbagai kegiatan mitigasi perubahan iklim.
Negara atau perusahaan yang emisi karbonnya rendah dapat menjual porsi emisi yang belum digunakan kepada negara atau perusahaan lain yang membutuhkan.
Biasanya, pembeli kredit karbon/carbon credit adalah negara maju dan industri besar, sementara penjualnya adalah negara berkembang dengan hutan yang luas sebagai penyerap karbon dioksida.
Sederhananya, negara yang menghasilkan emisi karbon melebihi ketentuan harus memberikan insentif kepada negara yang mampu menyerap karbon, menjadikan pengurangan gas karbon sebagai komoditas yang diperjualbelikan.
Baca Juga: Pemicu Bentrok Pilkada di Puncak Jaya, Polda Papua: Saling Hujat Antar Kubu
Hutan menjadi sasaran utama dalam perdagangan karbon karena kemampuannya menyerap karbon dioksida.
Indonesia, dengan hutan lindung yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, merupakan salah satu negara penjual emisi karbon yang aktif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jstor.org