Di DPR, Partai Republik memenangkan beberapa kursi yang bisa memperkuat mayoritas tipis 220-212 mereka.
Di antaranya, mereka merebut distrik di Pennsylvania yang meliputi kampung halaman Presiden Joe Biden di Scranton, serta kursi lain di North Carolina dan Michigan, setelah mereka mengubah batas wilayah pemilihan.
Namun, Partai Demokrat juga mencetak kemenangan dengan merebut kursi di New York bagian utara serta satu kursi di Alabama, yang digambar ulang atas perintah Mahkamah Agung AS untuk menciptakan distrik dengan mayoritas pemilih kulit hitam.
Saat ini, Partai Demokrat membutuhkan tambahan setidaknya tujuh kursi lagi untuk dapat menguasai DPR yang terdiri dari 435 kursi.
Peluang mereka untuk merebut mayoritas terus berkurang seiring dengan kemenangan kandidat petahana Republik di negara bagian seperti Colorado, Iowa, New Jersey, dan Virginia.
Di Delaware, Sarah McBride dari Partai Demokrat mencetak sejarah sebagai anggota Kongres pertama yang terbuka sebagai transgender di Amerika Serikat.
Dengan setidaknya 200 kursi aman untuk masing-masing partai, pemenang mayoritas diperkirakan akan memperoleh margin tipis, yang dapat menantang proses pemerintahan ke depan.
Hal ini terlihat dalam dua tahun terakhir, di mana perselisihan internal di tubuh Partai Republik menyebabkan kegagalan dalam pemungutan suara dan kekacauan kepemimpinan, yang akhirnya menghambat upaya mereka dalam pengurangan anggaran dan kebijakan imigrasi.
Persaingan ketat di negara bagian yang cenderung berpihak pada Demokrat seperti New York dan California bisa menjadi faktor penentu kendali atas DPR.
Di California, proses penghitungan suara biasanya memakan waktu beberapa hari, sehingga hasil akhir kemungkinan baru akan diketahui setelah beberapa waktu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com