Padahal saat itu, ada sebagian tanaman yang beberapa hari lagi bisa dipanen namun terpaksa harus diratakan.
"Proses pembangunan liquid tetap berjalan. Sementara, desakan warga semakin kuat, ini dibuktikan dengan tanda tangan warga yang menolak sekitar 1.211 TTD.
Melihat situasi itu, warga bersepakat membentuk pernyataan sikap diantaranya menolak keras pembangunan liquid di wilayah Kronggahan.
"Pihak Kalurahan dan semua yg terlibat yang mengizinkan pendirian liquid bertanggung jawab terhadap warga. Dan memohon kepada pihak Kalurahan yang ingin mengembangkan usahanya harus melaksanakan sosialisasi warga khusnya yang terdampak," pintanya.
BACA JUGA Ketahuan Bagi-bagi Souvenir Jelang Pilkada 2024, ASN Pemkab Sleman Dilaporkan ke BKN Pusat
Namun dibalik itu, masyarakat dihebohkan adanya dugaan pembagian uang Rp. 200.000 kepada masyarakat untuk berpihak kepada liquid.
"Kejadian ini semakin memperkeruh situasi masyarakat," ujarnya.
Sebelum dilakukan audiensi tersebut, masyatakat bersama para tokoh telah mengadakan doa bersama lintas agama yang dilaksanakan pada 28 September 2024. Tujuan kegiatan ini, untuk mengetuk hati para pemimpin baik dukuh hingga gubernur agar terbuka hatinya bisa menerima keresahan mereka.
Dan dari hasil doa bersana dan lintas ada 2 poin tuntutan diantaranya menolak keras adanya hiburan malam dan sejenisnya di wilayah Trihanggo. Terakhir, warga Trihanggo menyatakan darurat atau krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan Kalirahan Trihanggo.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung