Beberapa dari mereka diperkirakan tidak bisa berenang sehingga tidak mampu melawan arus sungai yang membawa mereka tenggelam.
Setelah laporan dari warga diterima, tim penyelamat gabungan yang terdiri dari polisi, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan BPBD dikerahkan untuk mengevakuasi jenazah.
Tujuh mayat remaja berhasil ditemukan di sungai, dengan dua di antaranya ditemukan di hilir sungai dan di pinggiran sungai dalam jarak sekitar 20 meter dari lokasi awal.
Seluruh mayat telah dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi guna menentukan penyebab pasti kematian mereka.
Pihak berwenang masih terus menyelidiki identitas para korban serta kronologi kejadian sebelum tragedi ini terjadi.
Ilustrasi tawuran remaja dengan membawa senjata tajam. (ANTARA/HO-Polres Metro Tangerang Kota)
Tawuran remaja kerap terjadi di kawasan Bekasi dan sekitarnya. Kepala Polsek Rawa Lumbu, Sukadi, mengungkapkan bahwa tawuran sering kali terjadi satu hingga dua kali dalam seminggu.
Peristiwa tragis ini terjadi setelah sekelompok remaja berkumpul di sebuah warung kecil untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya.
Pihak berwenang melaporkan bahwa mereka telah menangkap 22 orang terkait tawuran yang terjadi pada malam sebelumnya.
Selain itu, polisi juga menyita berbagai barang bukti, seperti senjata tajam, sepeda motor, dan ponsel.
Ilustrasi tawuran antar remaja. (freepik.com)
Fenomena tawuran di kalangan remaja Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor sosial. Tekanan dari teman sebaya, keinginan untuk diakui dalam kelompok, serta kurangnya pengawasan orang tua kerap kali menjadi pemicu utama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com