Meskipun ada beberapa insiden kekerasan yang terkait dengan kelompok ekstremis dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus ekstremisme agama telah menurun jika dibandingkan dengan serangan besar seperti bom Bali pada 2002.
Paus Fransiskus menyoroti adanya intoleransi antar umat beragama. (britannica.com)
Paus Fransiskus juga menyoroti bagaimana agama sering kali disalahgunakan untuk memecah belah masyarakat.
Menurutnya, iman yang seharusnya membawa kedamaian justru di manipulasi untuk menimbulkan perpecahan.
Paus mengajak seluruh pihak untuk menggunakan agama sebagai alat untuk meningkatkan kerjasama, bukan kebencian.
Saat tiba di Jakarta, Paus disambut meriah oleh warga Indonesia yang melambaikan bendera kecil Vatikan dan Indonesia.
Paus, yang diketahui mengalami masalah kesehatan pada lutut dan punggung, tiba di Istana Kepresidenan dengan menggunakan kursi roda.
Selama kunjungannya, Paus juga bertemu dengan umat Katolik di Katedral Jakarta.
Beliau disambut dengan meriah oleh ratusan orang, termasuk anak-anak yang memainkan angklung, alat musik bambu tradisional Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Paus menekankan pentingnya keberagaman budaya Indonesia dan mengingatkan bahwa umat Katolik tidak boleh memaksakan keyakinannya kepada orang lain.
Baca Juga: Kompak, Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus Serukan Perdamaian serta Persatuan
Paus juga menyampaikan pujiannya terhadap keberagaman budaya Indonesia dan menekankan bahwa ajaran gereja bukanlah alat untuk memaksakan keyakinan kepada orang lain.
Dia berpesan bahwa mengikuti ajaran gereja seharusnya berjalan seiring dengan dialog dan rasa hormat terhadap keyakinan lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters.com