Tentara Rusia dalan perang melawan Ukraina.
INDOZONE.ID - Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjártó, melalui halaman Facebook-nya menyampaikan bahwa Hungaria menggunakan hak vetonya atas resolusi Dewan Eropa tentang penyelesaian konflik yang terjadi di Ukraina.
Hal itu dilakukan oleh Szijjártó karena resolusi tersebut hanya berisi satu rencana perdamaian dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"Dewan Eropa ingin mengadopsi resolusi yang hanya mengakui rencana perdamaian Zelensky sebagai formula perdamaian yang harus dipertimbangkan dan didukung." tulis diplomat tersebut.
Baca Juga: Larangan Study Tour di Sekolah Negeri Jawa Tengah: Simak Alasan dan Dampaknya!
Ia juga menambahkan bahwa beberapa negara lain telah menyiapkan rencana perdamaian mereka sendiri, yang menurutnya "tidak kalah lebih baik dari rencana Zelensky," dan meminta rencana-rencana perdamaian alternatif tersebut dimasukan ke dalam resolusi.
Namun, mayoritas negara peserta menolak proposal tersebut dengan alasan rencana alternatif tersebut hanya akan menguntungkan Rusia. Untuk itu, Szijjártó memilih untuk memveto resolusi tersebut karena tidak sejalan dengan pandangan Hongaria.
Rencana perdamaian 10 poin Ukraina, yang diusulkan oleh Presiden Volodymyr Zelensky pada musim gugur 2022 merupakan rencana yang mencakup pada beberapa elemen utama.
Baca Juga: Bus Angkut Wisatawan Asal Jakata Kecelakaan di Toba Sumut, Pejalan Kaki Jadi Korban!
Salah satu elemen penting dari rencana tersebut adalah penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah-wilayah yang diduduki di Ukraina.
Szijjártó menyatakan bahwa daripada membayangkan skenario perang nuklir, yang diperlukan saat ini ialah negosiasi perdamaian yang nyata.
Menurutnya, negosiasi yang efektif hanya bisa terjadi jika semua pihak yang terlibat dalam konflik bersedia duduk bersama di meja perundingan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters