Pertemuan Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki. (Layanan Pers Kepresidenan Ukraina via REUTERS)
Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, pada Selasa (29/3/2022) waktu setempat. Hasil pembicaraan kedua negara menyiratkan perang segera berakhir dan menuju damai.
Kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan pembicaraan Rusia-Ukraina bersifat konstruktif.
Dia mengatakan Moskow akan membuat dua langkah de-eskalasi. Salah satunya menawarkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Pada pertemuan itu juga menyepakati bahwa pasukan Rusia akan segera ditarik mundur di sekira kota Kiev dan Chernigov.
Pembicaraan itu seharusnya berlangsung dua hari (29 dan 30 Maret), akan tetapi sumber-sumber delegasi Rusia dan Kementerian Luar Negeri Turki, mengatakan pertemuan berlangsung sekali dan pertemuan pada hari Rabu dibatalkan.
Berikut rangkuman hasil Pertemuan Rusia-Ukraina di Turki menyadur TASS:
Dua Langkah
Medinsky menjelaskan bahwa proposal dari pihak Ukraina akan dipelajari dalam waktu dekat dan dilaporkan kepada Presiden Putin, kemudian Moskow memberi tanggapan.
Baca juga: Ronaldo dan Lewandowski Siap Tampil di Piala Dunia 2022, Ibrahimovic dan Mo Salah Absen
Selain itu, tambahnya, Rusia akan melakukan dua langkah de-eskalasi, di bidang politik dan militer.
Langkah pertama adalah Rusia menawarkan Kiev untuk pertemuan antara para pemimpin negara. Awalnya Putin dan Zelensky, seharusnya bertemu setelah Kementerian Luar Negeri kedua negara menandatangani perjanjian damai, namun kedua acara ini diusulkan untuk diadakan secara bersamaan.
Langkah kedua diumumkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.
"Seiring pembicaraan, beralih ke persyaratan praktis, Kementerian Pertahanan Rusia telah memutuskan untuk secara drastis untuk mengurangi aktivitas militer di Kiev dan Chernigov," katanya mengutip TASS, Rabu (30/3/2022).
Medinsky mengatakan pihaknya mengajukan proposal untuk Ukraina, termasuk memproduksi dan penyebaran senjata pemusnah massal, serta larangan membangun pangkalan militer asing di Ukraina.
Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Kiev juga menyiratkan tak akan merebut kembali Krimea dan Sevastopol dengan kekuatan militer.
Alexander Chaly, anggota delegasi Kiev, mengatakan bahwa Ukraina setuju untuk mengadopsi status netral negaranya dan non-nuklir jika diberikan jaminan keamanan.
Menurut dia, jaminan tersebut harus mencakup bantuan militer dan penetapan daerah larangan terbang.
Para negara penjamin, menurut Kiev, dapat mencakup anggota tetap Dewan Keamanan PBB (termasuk Rusia), serta Jerman, Israel, Italia, Kanada, Polandia, dan Turki.
Kiev juga menuntut agar negara-negara penjamin membantu Ukraina bergabung dengan Uni Eropa sesegera mungkin.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: