Pasar Rakyar Nogosari mangkrak (Eksani/IDZ Creators)
Pemerintah Kabupaten Boyolali tengah gencar-gencarnya membangun pasar tradisional di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Boyolali. Salah satunya membangun Pasar rakyat Nogosari yang berada di Dukuh Ngumbul, Desa Glonggong, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
Namun sayang sejak sebelum pandemi Covid-19 melanda 2019 silam, enggak ada lagi aktivitas pembangunan di pasar tersebut. Padahal pasar yang nampak megah ini belum rampung sepenuhnya.
Warga sekitar pun heran, mengapa pembangunan pasar yang memakan dana APBD Rp15 miliar ini terhenti di tengah jalan.
“Tidak tahu pastinya kenapa mangkrak hingga saat ini, namun informasinya yang saya dengar dananya untuk penanggulangan Covid-19. Padahal pembangunan pasar ini mencapai Rp15 miliar dan sekarang malah terbengkalai. Harapan warga segera diberi kejelasan untuk para pedagang, kan sayang sekali pembangunan pasar dengan biaya mahal malah pasarnya tidak dipakai,” ujar Sigit Warsono, warga Dukuh Ngumbul.
Sementara itu, pedagang sate kambing, Sumarno mengatakan bahwa dirinya dan ratusan pedagang Pasar Nogosari yang lama pernah dijanjikan untuk segera menempati Pasar Rakyat Nogosari yang baru ini.
Padahal pasar ini dibangun berbarengan dengan Pasar Pengging, Pasar Mangu dan Pasar Kacangan yang sudah ditempati pedagang.
Sumarno menambahkan Pasar Rakyat Nogosari dibangun di atas tanah seluas 4.000 meter persegi milik Desa Glonggong, namun diduga telantar karena kasus sengketa tanah yang belum usai.
“Sewaktu ada pertemuan dari Dinas Pasar, saya datang namun para pedagang hanya diinformasikan akan dipindah ke Pasar Rakyat Nogosari yang baru, pedagang tidak diberi kesempatan untuk bertanya kapan pindahnya dan seperti apa mekanismenya. Padahal di Pasar Nogosari yang lama ada sekitar 453 pedagang yang akan dipindah, malah hingga sekarang belum juga ada kejelasan kapan dipindah.” Kata Sumarno saat ditemui Tim IDZ Creators.
Tim IDZ Creators akhirnya mengunjungi Pasar Rakyat Nogosari yang baru dan menelusuri luar sampai dalam pasar. Di depan pasar sudah ditumbuhi banyak rumput liar, sementara pintu bagian belakang pasar enggak terkunci.
Bagian dalam pasar kini mulai kumuh, berdebu dan kotor. Beberapa dinding di dalam pasar juga penuh coretan oleh orang tak bertanggung jawab.
Di dalam pasar sudah terlihat beberapa fasilitas penunjang yang terpasang. Seperti kabel listrik namun belum dialiri listrik. Lalu ada sakelar telah rusak, tempat kran air, los pedagang, saluran pembuangan air sampai kantor Kepala Pasar.
Namun sebagian besar fasilitas tersebut sudah kotor karena selama tiga tahun tidak dipakai apalagi terjamah oleh pengelola.
Lalu, apakah rakyat harus menggelontorkan uang lagi untuk pembangunan dan pemeliharaan pasar ini ke depan?
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: