Kolase foto: Bobby Nasution dan Prof Dr Syawal Gultom (Instagram/Bobbynst/ANTARA-HO)
Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan beasiswa kepada 300 warga Medan yang terdampak pandemi COVID-19 untuk berkuliah gratis hingga wisuda di Universitas Prima Indonesia (Unpri).
Ia mengatakan beasiswa tersebut merupakan program pribadinya yang diperuntukkan bagi mereka yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19.
"Pemberian beasiswa ke Unpri itu program pribadi saya sebagai Bobby Nasution, bukan program Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Jadi pemilihan Unpri itu tak ada kaitan dengan Pemko Medan, itu murni pribadi saya," ucapnya, seperti yang dikutip Indozone, Kamis (11/11/2021).
Diketahui, proses pendaftaran beasiswa tersebut sudah selesai dan saat ini sudah masuk proses seleksi. Informasi dari tim seleksi, terdapat lebih dari 1.000 pendaftar dari setiap kecamatan.
Nantinya 300 warga Medan yang dinyatakan berhak menerima beasiswa tersebut dapat memilih sejumlah program studi, yakni program studi Keperawatan dan Kebidanan, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Teknologi dan Ilmu Komputer, Agroteknologi, Kesehatan Masyarakat, serta Ekonomi dan Hukum.
Sementara itu, Guru besar Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Syawal Gultom turut menanggapi program pribadi Wali Kota Medan tersebut. Ia mengapresiasi langkah Bobby yang dinailanya sangat bijak.
"Ini adalah cara paling mudah memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Apalagi diperuntukkan bagi 300 orang, karena banyak anak yang tidak mampu tapi berprestasi. Intinya, ini adalah kebijakan yang sangat bijak," katanya.
"Pasti banyak orang mendukung dan mendoakan agar Pak wali selalu diberikan kesehatan. Bisa kita bayangkan, anak-anak yang mendapat beasiswa kemudian bisa bekerja dengan baik, pasti mereka akan mengingatnya," sambungnya.
Namun ia menyarankan program tersebut hendaknya memprioritaskan anak yatim/piatu yang terdampak COVID-19.
"Hendaknya diprioritaskan bagi pelajar yang menjadi yatim/piatu karena orang tuanya meninggal akibat COVID-19. Karena hal ini jadi satu satu poin penting saat ini," ujarnya.
Sebab, menurut mantan rektor Unimed itu bisa saja ketika orang tua meninggal dunia, pelajar itu menjadi putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan karena ketiadaan biaya.
“Juga, bagi pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu perlu diperhatikan, meski mereka harus mengantongi surat keterangan dari kelurahan setempat,” pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: