Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berpidato di Jerman. Stefanie Loos/Pool via REUTERS
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi diserang pesawat tak berawak penuh bahan peledak. Roket modifikasi yang dilancarkan ke rumah Kadhimi yang berada di Zona Hijau, Kota Baghdad, melukai enam orang pasukan pengawal pribadi.
Kadhimi lolos tanpa cedera sedikitpun dalam insiden yang terjadi dini hari, Minggu (7/11/2021). Ia pun mengimbau para pendukungnya untuk tetap tenang dan menahan diri dalam menanggapi peristiwa ini.
"Saya menyerukan agar semua orang tenang dan menahan diri demi kebaikan Irak. Roket pengkhianat tidak akan menggoyahkan sedikitpun ketabahan dan tekad pasukan keamanan," kata Kadhimi dilansir Aljazeera.
Direktur Program Resolusi Konflik dan Dialog Dua Jalur Institut Timur Tengah, Randa Slim, mengatakan serangan ini tidaksemata-mata ditujukan kepada Kadhimi. Randa meyakini ini merupakan serangan politik yang berkaitan dengan hasil pemilu.
"Ini benar-benar upaya kudeta. Ada banyak bukti tidak langsung yang mengarahkan pelakunya pada milisi Irak yang didukung Iran," kata Randa Slim.
Serangan ini berlangsung setelah Ibu Kota Irak bergejolak melalui protes dan unjuk rasa menyusul hasil pemilihan umum pada 10 Oktober. Protes dan kecaman berasal dari kelompok-kelompok milisi bersenjata pro-Iran, yang kalah dalam pemilihan berdasarkan hasil perhitungan sementara.
Aliansi Penaklukan (Fatah), cabang politik dari jaringan paramiliter Hashed al-Shaabi, hanya mengumpulkan 15 kursi di parlemen berdasarkan hitung cepat. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari 48 kursi dalam pemilu sebelumnya. Adapun kelompok pendukung Moqtada al-Sadr, da'i muslim Syiah yang berkampanye sebagai nasionalis dan menolak pengaruh Iran, memenangkan 73 kursi.
Kelompok pro-Iran menganggap kekalahan tersebut sebagai kecurangan dan karenanya melancarkan protes keras. Meski pun, hasil pemilu baru akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: